Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Jenderal Bintang Tiga

21 Agustus 2022   19:45 Diperbarui: 21 Agustus 2022   19:49 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar oleh Szilrd Szab dari pixabay.com

Sepuluh hari kemudian.

Jenderal Bayu dalam balutan batik lengan panjang mewah memasuki pintu Gala Dining, restoran bintang lima di jantung kota Jakarta yang populer dengan menu seafood-nya. Seorang petugas menuntunnya ke salah satu meja bundar yang sudah di-reservasi. Sudah ada sepasang suami-istri di situ. Keduanya langsung berdiri dan menyambut sang jenderal dengan hangat.

"Apa kabar, Jenderal? Sudah lama tidak ketemu, ya?"

"Iya, Pak Menteri. Terakhir Desember tahun lalu kalau tidak salah," sahut Jenderal Bayu.

Setelah bersalaman mereka duduk dan kembali larut dalam percakapan. Dua ajudan yang mengawal sang jenderal duduk di meja bundar di sebelah mereka.

Di restoran ini akan dilangsungkan resepsi makan malam sekaligus launching buku yang ditulis oleh salah satu anggota DPR. Tidak heran tamu-tamu undangan adalah para pembesar dan orang-orang penting.

Semakin lama restoran yang besar itu semakin padat. Kesibukan pelayan restoran meningkat. Mereka hilir mudik mengantar makanan dan minuman ke meja-meja tamu. Di bagian depan ruang resepsi, dekat panggung, disediakan space khusus untuk para wartawan dan jurnalis yang akan meliput kegiatan. Di situ juga sudah terlihat penuh.

Kini meja bundar di depan sang jenderal sudah dikeliling tamu-tamu yang lain. Anggota DPR, pejabat lembaga negara, pemimpin redaksi dan owner perusahaan multinasional. Sebagian besar sudah dikenal dengan baik oleh sang jenderal.

Saat mengantar hidangan pembuka, seorang pelayan, lelaki muda berusia kurang lebih 20-an tahun tanpa sengaja menyenggol siku sang jenderal. Untunglah sup asparagus kepiting yang diantarnya tidak tumpah dan berhasil mendarat dengan aman di atas meja.

Wajah pelayan yang putih bersih jadi kemerah-merahan, mungkin karena malu campur takut. Dia berulang kali tertunduk mohon maaf atas kesalahannya kepada sang jenderal. Jenderal Bayu tersenyum dan menepuk-nepuk bahu pelayan itu. Dia juga mengangkat telapak tangan ke dua ajudan yang sudah berdiri dari meja sebelah untuk memberi kode 'tidak ada masalah'

"Tidak apa-apa, Mas. Saya juga salah tadi," ucapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun