Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Relawan Politik Mestinya Mengedukasi, Bukan Mengompori Netizen

7 Agustus 2022   20:09 Diperbarui: 9 Agustus 2022   20:52 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah bendera politik peserta pemilu 2019 (Sumber: Kompas.com/Cokorda Yudistira)

Oleh karena itu dibutuhkan peran dari semua pihak untuk mencerdaskan masyarakat, termasuk para relawan politik yang banyak bersentuhan dengan para konstituen di akar rumput.

ilustrasi gambar dari nasional.kompas.com
ilustrasi gambar dari nasional.kompas.com

Mungkin saja ada pembagian tugas di antara para relawan politik. Ada yang bertugas mengolah data, ada yang bertugas menjawab isu-isu, ada yang harus bicara slow dan sopan, ada yang harus frontal dan seterusnya. Bagaimana pun jobdesk-nya, seluruh sistem kerja para relawan politik mestinya berada dalam bingkai memberi edukasi kepada masyarakat.

Berikut beberapa contoh kiat pencerdasan politik kepada masyarakat khususnya untuk para netizen, saat masa kampanye tiba.

Kampanye Sehat 

Saat sedang berkampanye mestinya para relawan politik menggunakan data-data yang valid. Informasi prestasi demi prestasi mengenai tokoh pilihannya harus benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. 

Ada evidence yang bisa ditunjukkan agar saat mereka menyampaikan program kerja, masyarakat bisa menganalisis dengan baik apakah program kerja tersebut memang masuk akal atau hanya sekadar retorika belaka.

Hindari black campaign untuk menjatuhkan pihak lawan, apalagi jika disertai dengan informasi sesat atau hoax. Juga yang tidak kalah penting adalah menghindari kampanye yang mengangkat sentimen SARA. 

Berkaca dari pengalaman pilpres  2019 lalu, kedua hal ini, hoax dan sentimen SARA, sangat mudah jadi pemicu perpecahan dalam masyarakat.

Adu Argumen dengan Baik

Sering kali para relawan politik yang berbeda kubu terlihat head to head beradu argumen di lini masa. Topiknya macam-macam. Bisa isu yang sedang aktual, pernyataan elit politik jagoan masing-masing dan topik-topik lainnya.

Saya biasa cukup menikmati jika adu argumen ini berjalan dengan sehat karena masing-masing mengemukakan opini yang berbobot didukung dengan data dan kajian-kajian ilmiah. 

Sayangnya, tidak jarang juga terjadi  adu argumen yang sudah menyimpang, khususnya jika salah satu atau kedua pihak jatuh pada logical fallacy. Yang sering terjadi adalah ad hominem atau perdebatan sudah menyerempet ke hal-hal yang sifatnya subjektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun