Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Berdoa bersama Chairil Anwar

1 Agustus 2022   20:32 Diperbarui: 2 Agustus 2022   00:15 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chairil Anwar (Gambar dari news.detik.com)

Sejauh ingatan saya, pertama kali mengenal puisi Chairil Anwar saat berada di bangku kelas 3 atau 4 Sekolah Dasar. Puisinya sering jadi referensi dalam pelajaran Bahasa Indonesia bersama puisi-puisi karya penyair besar tanah air lainnya seperti T.S Bachtiar. Perkenalan pertama adalah puisi berjudul Karawang-Bekasi, kalau tidak salah ingat.

Wajah puisi di mata anak SD tentu saja masih samar-samar. Pikiran bocah yang polos seperti kertas putih yang belum diisi banyak gurat-gurat kehidupan belum bisa memberi interpretasi sepenuhnya pada puisi karya penyair kelahiran Medan, 29 Juli, 100 tahun yang lalu tersebut. 

Yang saya tahu, puisi-puisi karya Chairil Anwar kebanyakan bertema perjuangan. Untuk membantu visualisasi puisinya, saya menghubungkan puisi dengan film-film perjuangan yang populer saat itu seperti misalnya Janur Kuning dan sebagainya.

Seiring waktu, puisi-puisi karya Chairil Anwar semakin kerap ditemui terutama saat pelajaran Bahasa Indonesia. Saya pun berkenalan dengan puisi-puisi populer yang lain seperti misalnya Nisan, Sia-sia, Aku.

Dan ternyata puisi-puisinya tidak selalu bertema perjuangan. Ada juga sisi-sisi romansa seorang Chairil Anwar seperti yang bisa kita temukan pada puisi bertajuk Cintaku Jauh di Pulau atau Senja di Pelabuhan Kecil

Bahkan ada puisi bertema religius seperti pada puisi berjudul Isa dan Doa.

Nah, kita akan menyelami secara khusus puisi yang terakhir ini, Doa. Demikian sajak selengkapnya.

Doa 

Kepada pemeluk teguh,

Tuhanku

Dalam termangu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun