Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tolak Kedatangan UAS, Singapura Menang Banyak

20 Mei 2022   20:36 Diperbarui: 20 Mei 2022   20:51 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ustadz Abdul Somad. Gambar dari nasional.kompas.com

Era digital membuat arus informasi bergerak begitu cepat melewati sekat-sekat geografi. Saat ini kita bisa dengan mudah mengakses informasi dari berbagai belahan dunia dalam hitungan menit bahkan detik, setelah informasi tersebut diunggah.

Dengan demikian begitu sebuah peristiwa ditayangkan di dunia maya, maka informasi tersebut akan menjadi milik siapapun yang terhubung di dalam jaringan. Informasi ini akan diolah sedemikian rupa dan dihubungkan dengan kepentingan organisasi atau siapapun yang memiliki informasi tersebut.

Rekam jejak digital inilah yang membuat otoritas pemerintah Singapura menolak menerima rombongan Ustadz Abdul Somad (UAS) yang hendak melakukan perjalanan ke negeri tersebut pada hari Senin tanggal 16 Mei yang lalu.

Dari website Kementerian Dalam Negeri Singapura diketahui paling tidak ada 3 alasan penolakan tersebut yaitu:  (1) UAS dianggap menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi. Hal ini tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Singapura yang memiliki keanekaragaman ras dan agama (2) UAS melegitimasi bom bunuh diri sebagai sebuah kesyahidan dalam konteks perang Israel-Palestina dan (3) Menyerang keyakinan agama lain dengan mengatakan jin kafir dalam Salib yang notabene dihormati oleh umat Kristiani. Ketiga alasan ini terkait dengan rekam jejak digital UAS.  

Negara Kecil yang Kaya Raya

Singapura memiliki wilayah geografis yang sangat terbatas sehingga tidak bisa berharap banyak dari hasil sumber daya alam untuk menghidupi negaranya. Oleh karena itu Singapura menggenjot sektor lain yaitu penguasaan teknologi dan sumber daya manusia sehingga pendapatan utama negara ini berasal dari industri, perdagangan dan jasa keuangan.

Mereka mengimpor bahan mentah (raw material) lalu mengolahnya menjadi barang siap pakai untuk diekspor kembali. Pelabuhan kargo Singapura adalah salah satu pelabuhan tersibuk di dunia.

Perusahaan-perusahaan Singapura juga banyak yang melakukan ekspansi dan mengumpulkan pundi-pundi dari seluruh belahan dunia. Beberapa di antaranya bahkan cukup familiar di telinga kita. Misalnya: BreadTalk Group Limited, DBS Bank, MediaCorp, Temasek Holding dan SingTel.

Dengan produk domestik bruto yang besar, tidak heran Singapura selalu masuk ke dalam 10 besar negara terkaya di dunia. Tahun lalu saja pendapatan per kapitanya mencapai lebih dari Rp837 juta rupiah.

Apa artinya ini? 

Stabilitas sosial ekonomi di negara singa ini mutlak nilainya. Stabilitas adalah kebutuhan utama pelaku bisnis untuk menggerakkan ekonomi. Oleh karena itu pemerintah Singapura berusaha sedapat mungkin meminimalkan potensi munculnya konflik di tengah-tengah masyarakat.

Jadi alasan penolakan pemerintah Singapura terhadap kedatangan UAS wajar-wajar saja, sekalipun dianggap lebay atau berlebihan bagi sebagian pihak.

Lagipula menerima atau tidak menerima kedatangan seseorang adalah hak setiap negara, tentu saja dengan pertimbangan masing-masing.

Singapura Menang Banyak

Untuk UAS sendiri, penolakan seperti ini bukan kali pertama terjadi. Singapura menambah daftar negara yang pernah menolak kedatangannya setelah negara-negara seperti Hongkong, Timor Leste, bahkan beberapa negara di Eropa seperti Inggris dan Belanda.

Yang aneh justru reaksi dari sebagian politisi dan tokoh masyarakat kita terhadap insiden ini. Penolakan UAS yang mestinya adalah masalah individu ingin digiring menjadi masalah yang lebih besar. Bahkan polemik tersebut berujung ke aksi untuk meminta Dubes Singapura mewakili pemerintah meminta maaf.

Apakah hal ini akan membawa dampak negatif terhadap Singapura?

Menurut saya insiden yang digembar-gemborkan ini justru membuat Singapura menang banyak. Isu ini menjadi momentum untuk memperlihatkan kepada semua pihak bahwa Singapura memang sungguh-sungguh menjaga iklim dalam negeri yang kondusif. Sekalipun kecil, Singapura menunjukan sikap tegas melawan ekstremisme yang berpotensi memecah belah masyarakatnya.

Argumentasi penolakan UAS menjadi sinyal positif bagi negara-negara mitra bisnisnya, pun jadi semacam selling point untuk para pelancong yang ingin berwisata di negeri tersebut.

Penolakan tokoh agama ini juga bukan yang pertama terjadi. Pada tahun 2019 yang lalu, seorang pendeta dari Amerika Serikat ditolak masuk ke Singapura karena pernah menyampaikan ceramah yang menyinggung umat Islam. Jadi Singapura cukup konsisten pada prinsipnya.

Malah yang blunder adalah para politisi yang ingin mengail di air keruh insiden penolakan UAS ini. Entah mereka memang benar-benar peduli pada sosok UAS atau mencoba mencari simpati masyarakat pendukung UAS. Yang manapun alasannya, sadar atau tidak sadar mereka sedang membuat rekam jejak digitalnya sendiri. Jangan lupa, rekam jejak digital kita tidak akan hilang oleh waktu dan menjadi konsumsi seluruh dunia. (PG)

---  

Referensi: website MHA Singapura

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun