Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Bubur dan Bibir

17 Mei 2022   19:40 Diperbarui: 17 Mei 2022   19:40 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pixabay.com

Bubur yang masih panas
membuat bibir mungil membentuk lekuk-lekuk lucu
antara segera melumat atau melepeh dahulu
membiarkan sendok di tangan ibu menari-nari di atas piring
atau berteriak kencang agar suapan berikut kembali mampir dalam hening.

Kehidupan pun sering membentuk lekuk-lekuk lucu.

Beranjak dewasa
justru membuat kita terus belajar menenun waktu menjadi topeng tidak kasat mata
untuk menyembunyikan apa yang sebenarnya kita pinta
dan menempa waktu menjadi rantai tidak kasat mata
untuk membelenggu cinta yang awalnya merdeka di dalam dada
sadar atau tidak.

Haruskah sesekali kita belajar kejujuran dari anak kecil?

--- 

kota daeng, 17 mei 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun