Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Netra

26 Januari 2022   19:34 Diperbarui: 26 Januari 2022   19:36 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar untuk puisi Cerita Netra dari pixabay.com

Seringkali mata kita bisa bercerita lebih banyak
dibanding berlembar-lembar surat cinta
atau berbait-bait elegi.

Seringkali dia bisa memancarkan lebih banyak cahaya
daripada yang mampu diserapnya
memutar lebih banyak memori
daripada yang mampu direkamnya.

Jika bibir menumpahkan isi kepala
maka mata mengungkapkan isi hati.

Jadi saat seseorang sedang enggan berbicara
mungkin dia hanya sedang ingin bercerita dengan matanya.
Bacalah apa yang ada di sana
debu masa lalu, pendar bahagia atau bahkan air yang menggenang
bacalah semua kisah tanpa prasangka.

Pun jika orang yang berada dalam cermin
sedang enggan berbicara
bacalah kisah-kisah yang tersirat di dalam bening matanya.
Siapa tahu ada lilin yang minta dinyalakan
kunci yang minta ditemukan
atau kisah lain yang belum pernah diketahui orang di depan cermin.

Di sana akan ada
sedih
bahagia
cemas
rindu
yang jalin-menjalin menjadi cerita tanpa tepi.

Nikmatilah
sebelum mata menangkap dan melepas cahaya penghabisan.

---

kota daeng, 26 januari 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun