Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tiga Pelajaran dari Kasus Video Viral Edy Mulyadi

25 Januari 2022   20:09 Diperbarui: 25 Januari 2022   20:12 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari regional.kompas.com/Devina Halim

Sebenarnya ribut-ribut Tempat Jin Buang Anak ini tidak akan terjadi kalau saja video koar-koar Edy Mulyadi itu tidak menjadi viral. Mungkin kalau pembicaraan itu hanya terjadi pada lingkup komunitas kecil saja, tanpa ada yang membocorkan ke luar, tidak akan terjadi kekisruhan ini.

Sudah banyak contoh polemik yang terjadi dan rawan dipelintir oleh berbagai pihak hanya karena ketidakmampuan kita menahan diri. Menahan diri dari mengunggah konten atau menahan diri dari menyebarkan konten yang berpotensi menimbulkan konflik.

Dalam hal ini kita mesti paham, begitu sebuah peristiwa direkam dalam media digital, di situ muncul risiko peristiwa tersebut akan tersebar luas.

Peristiwa pribadi saja seperti adegan intim selebritis bisa bocor ke ruang publik, apalagi video yang bisa menyinggung perasaan sebagian masyarakat. Lebih-lebih kalau video tersebut memang sengaja diunggah ke khalayak.

Tanpa disengaja pun risiko untuk viral tetap bisa terjadi. Kita pasti masih ingat dengan video penendang sesajen yang juga viral belum lama ini

Kabarnya video tersebut awalnya hanya diunggah ke grup kajian ibu-ibu. Tapi ya, sekali lagi, tidak ada yang bisa menjamin konten yang sudah dibagikan di dunia maya tetap diam pada tempatnya. Jadi pemegang peranan penting adalah man behind the gun. Kita-lah yang mestinya lebih bijaksana dalam mengunggah dan menyebarkan sebuah konten.

Demikian 3 pembelajaran yang bisa kita petik dari kasus ini. Selektif terhadap kata-kata yang akan diucapkan, memupuk tenggang rasa dengan orang yang berbeda serta lebih bijaksana saat mengunggah atau membagikan konten kepada orang lain. Semoga bermanfaat.  (PG)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun