Saat dia sudah nyaris menyerah, sebuah pesawat kertas terbang kembali dan jatuh tepat di kakinya. Maruk tersenyum senang. Tidak ada tanda-tanda pesawat kertas lain muncul, tapi dia tetap gembira karena ada pesawat kertas yang kembali.
Dia pun memungut kembali pesawat kertas itu dan membuka semua lipatannya sehingga bentuknya kembali menjadi uang kertas seperti semula.
"Akhirnya kamu sampai juga. Apa yang terjadi di luar sana?" tanyanya pada uang kertas itu.
Uang kertas menjawab dengan ketus, "Sampai? Aku justru tersesat dan ditinggalkan pesawat kertas yang lain. Makanya aku kembali. Lain kali cobalah terbangkan aku lebih kencang."
"Tersesat?!" Maruk terkejut dengan jawaban itu.
Mantra itu? Jangan-jangan ... jangan-jangan mantra itu hanya cocok untuk si sesepuh?
Maruk pun menyesali kebodohannya dan menepuk dahinya keras-keras.
---