Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Di Bahu Bapak

8 September 2021   20:01 Diperbarui: 8 September 2021   20:03 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar untuk puisi: Di Bahu Bapak dari freepik.com 

Di bahunya
Bapak bercocok tanam.

Irama ayunan cangkulnya
menjadi kebun yang subur dan hijau.
Aneka palawija dan sayur-sayuran tumbuh di sana
untuk memberi makan kami semua.

Ajaibnya
kebun Bapak tidak pernah dilanda kemarau
hujan selalu cukup sepanjang tahun
sehingga kami tidak pernah kekurangan pangan.

Kini bahu Bapak sudah tua.

Kami telah menggantikannya bercocok tanam
di bahu kami masing-masing.

Kami jadi mengerti
keringat yang jatuh dan sesekali air mata
itulah yang diubah jadi curah hujan sepanjang tahun oleh semesta.

Hanya saja Bapak masih setia mengayunkan cangkul
seperti yang kini kami lakukan.

Kami pun belajar
irama ayunan cangkul bukan hanya untuk menumbuhkan aneka pangan
di bahu Bapak
di bahu kami
atau di bahu anak-anak kelak
tapi juga cara kami bersyukur kepada Sang Pemilik Kehidupan.

--- 

kota daeng, 8 September 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun