Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Air Mata

21 Juni 2021   20:18 Diperbarui: 21 Juni 2021   20:43 1585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar untuk Puisi Air Mata dari depositphotos.com

Air mata
tidak akan jatuh sebelum rasa melempar sauh
jauh
di kedalaman jiwa.

Air mata
satu-satunya lautan
yang bisa melarung bahagia, kecewa, sedih,
cinta, haru, getir, benci dan rindu
ke ujung penantian.

Kadang butuh waktu bertahun lamanya
tapi kadang menit demi menit pun cukup
untuk mengumpulkannya
dan membiarkannya jatuh seperti gerimis senja.

Kita telah berlatih
memanennya dari awan-awan kelopak mata
untuk mengaliri relung-relung
yang gersang pada beberapa sisi kehidupan.

Mungkin tidak akan selalu cukup
tapi selagi asa dan rasa masih melempar sauh
jauh
di kedalaman jiwa
kita akan selalu punya alasan
untuk berbagi air mata.

---

kota daeng, 21 Juni 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun