Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Cupid Salah Anak Panah

8 Juni 2021   19:34 Diperbarui: 8 Juni 2021   22:08 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cupid. Sumber gambar dari pixabay.com

Dia mengenakan blus off shoulder lengan panjang berwarna merah hati dengan bawahan rok renda dan high heels. Bibirnya merah merona karena sapuan gincu. Rambutnya yang biasa diikat asal-asalan, kini pun dibiarkan jatuh menjuntai.

Bejo yang sekonyong-konyong muncul sampai menatap pangling.

"Kamu ...," ucap Bejo, "... Tiwi, kan?"

Tiwi tertawa kecil. "Iyalah, Bang, siapa lagi," sahutnya.

Diam-diam dia juga mengagumi penampilan Bejo yang beda dari biasanya. Sepatu kets putih, celana blue jeans yang senada dengan warna jaket denimnya dan kaos hitam pekat menempel ketat di balik jaket denimnya. Ada kacamata hitam yang sudah disandarkan di atas dahinya.

Tiwi berniat memuji penampilan Bejo sore itu, tapi yang mampu keluar dari bibirnya hanya komplimen pada kacamata Bejo.

"Kacamatanya keren, Bang."

Bejo tersenyum. "Terima kasih, tapi kapok aku. Tadi waktu ke sini sampai nabrak tiang listrik. Tidak biasa pakai kacamata item begini, soalnya. Hehe... Eh, ayuk kita masuk sekarang. Sebentar lagi film-nya dimulai."

Mereka pun berjalan bersisian menuju ke gedung bioskop yang tidak jauh dari halte itu. Awalnya di antara mereka ada jarak. Tapi saat memasuki beranda gedung, Bejo mulai memberanikan diri menggenggam tangan Tiwi.

"Gak apa-apa ya, Dek, aku pegang tangannya? Buat jaga-jaga. Soalnya di dalam banyak orang, takut kamu ketukar sama cewek lain," goda Bejo.

Tiwi pun tersipu dan memasrahkan jemarinya dalam genggaman Bejo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun