Tapi dengan teknik HO penjual mungkin malah akan balik bertanya, "Boleh tahu kenapa bapak bilang kemahalan?"Â
Pada umumnya calon pembeli akan menjawab dengan perbandingan harga produk serupa yang ada di pasaran. Pada saat itulah penjual akan menggunakan senjata HO-nya.Â
Bisa diawali dengan kalimat seperti ini "Nah, bapak mungkin belum tahu keunggulan produk ini yang membuatnya lebih mahal dari harga produk serupa di pasaran. Tapi saya yakin begitu tahu keunggulannya, bapak akan merasa harga segitu sudah pantas. Malah bisa dibilang sangat terjangkau."
Pernyataan ini biasanya sukses menggiring calon pembeli untuk mengenal lebih jauh keunggulan-keunggulan dari produk yang sedang ditawarkan. Peluang untuk closing penjualan pun bisa meningkat.
Biasanya perusahaan-perusahan, khususnya yang memiliki divisi pemasaran sudah memiliki panduan-panduan Handling Objection seperti ini, agar jika terjadi objection dari calon pembeli, tenaga pemasaran di lapangan sudah punya jurus-jurus mengatasinya.Â
Yang paling penting mengantisipasi terlebih dahulu objection apa yang kemungkinan besar muncul dan bagaimana menanganinya.
Bagaimana Membangun Komunikasi dengan Pasangan?Â
Mungkin akan muncul pertanyaan di benak para pembaca. Kok, teknik komunikasi dalam dunia pemasaran mau dibawa masuk ke hubungan yang sifatnya lebih pribadi?
Benar, relasi dengan pasangan bukanlah sesuatu yang sifatnya transaksional. Tapi ada beberapa hal dasar dalam teknik HO yang bisa digunakan untuk membangun komunikasi yang baik dengan pasangan.Â
Masalah-masalah komunikasi yang muncul juga kadang-kadang menyerupai masalah yang dapat diatasi dengan HO, seperti misalnya perbedaan pendapat sebelum memutuskan suatu hal, masalah kesalahpahaman dan sebagainya.
Nah, beberapa teknik dalam HO khususnya dalam membangun komunikasi bisa membantu mengatasi hal tersebut. Mari kita simak.