Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Kopi Tanpa Ampas

9 Februari 2021   19:36 Diperbarui: 9 Februari 2021   19:43 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pixabay.com

Secangkir kopi tanpa ampas yang sudah kehilangan panas bermenit-menit yang lalu memandang ampas kopi pada cangkir-cangkir tetangga dengan nelangsa.

Pertemuan para pengambil keputusan perusahaan multinasional sudah usai. Satu per satu manusia berpenampilan eksklusif diiringi wangi parfum mahal meninggalkan ruang rapat.

Secangkir kopi tanpa ampas yang sudah kehilangan asa memandang ampas kopi pada cangkir-cangkir tetangga dengan lara.

Seorang berseragam office boy masuk setelah ruangan sepi untuk mematikan air conditioner dan penerangan.

"Oalah! Bos-bos itu ternyata lebih suka kopi tubruk toh!" ucapnya seolah bisa membaca isi hati si kopi tanpa ampas.

Lalu dengan sekali teguk dia menghabiskan isi cangkir seolah seluruh nikmat kehidupan ada dalam cangkir tersebut. Kesedihan si kopi tanpa ampas pun terobati.

--- 


kota daeng, 9 Februari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun