Biasanya aku menyeduh air hujan menjadi dua cangkir teh yang kita nikmati bersama di balkon apartemen bersama angin senja sepoi-sepoi.
Tapi ini kali air hujan getir nian. Seolah tiada ingin lagi membasuh bumi dan mendengarkan 1.001 kisah anak manusia di situ.
Mungkin di sana sudah ada orang lain yang menyeduhnya menjadi cangkir-cangkir teh yang lain. Mungkin mereka juga kerap menikmati angin senja sepoi-sepoi berdua.
Ah, rintik hujan pun terdengar penuh nelangsa. Apakah patah hati menular?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!