Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Subuh dan Pasutri Petani

10 Oktober 2020   20:28 Diperbarui: 10 Oktober 2020   20:31 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pixabay.com

Sepasang mata yang menyibak subuh
mendahului matahari di ambang jendela
luruh
semesta menjadi bulir-bulir embun sepanjang bentala.

Sepasang mata itu hadirkan sepasang mata lainnya
dua pasang mata sudah paripurna.

Lampu-lampu menyala
dari dapur asap mengepul
air di keran mengalir  
rumah mungil di ujung desa itu pun kembali bernyawa.

Saat matahari mengintip dari balik pepohonan
mereka
pasangan petani yang mengasuh pangan menjadi anak sendiri
telah siap menyemai hari.

---


kota daeng, 10 Oktober 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun