Sepasang mata yang menyibak subuh
mendahului matahari di ambang jendela
luruh
semesta menjadi bulir-bulir embun sepanjang bentala.
Sepasang mata itu hadirkan sepasang mata lainnya
dua pasang mata sudah paripurna.
Lampu-lampu menyala
dari dapur asap mengepul
air di keran mengalir Â
rumah mungil di ujung desa itu pun kembali bernyawa.
Saat matahari mengintip dari balik pepohonan
mereka
pasangan petani yang mengasuh pangan menjadi anak sendiri
telah siap menyemai hari.
---
kota daeng, 10 Oktober 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!