Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menjelang Resesi, Isu PKI Masihkah Seksi?

25 September 2020   20:10 Diperbarui: 25 September 2020   20:15 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilutrasi gambar dari kompas.com (Shutterstock/Blue Planet Studio)

Beberapa hari yang lalu Menteri Keuangan, Sri Mulyani, membuat revisi proyeksi perekonomian Indonesia. Forecast pertumbuhan ekonomi menjadi minus 1,7% sampai minus 0,6% untuk kuartal III 2020. Dengan demikian hampir dipastikan negara kita akan segera memasuki resesi. Pagebluk Covid-19 yang berimbas kepada perlambatan ekonomi dan resesi sebelumnya juga sudah melanda beberapa negara seperti Amerika Serikat, Perancis, Italia, Inggris, Singapura dan lain-lain.

Ancaman yang hadir di depan mata kita saat ini adalah semakin banyak perusahaan yang menghentikan usahanya, daya beli masyarakat menurun dan jika tidak ditangani dengan baik dapat membuat perekonomian semakin mengalami perlambatan.

Akhirnya ancaman kesehatan yang diikuti dengan resesi membuat pemerintah seperti makan buah simalakama. Walaupun memang masalah utama dan pemicu resesi adalah masalah kesehatan, menggerakkan perputaran roda ekonomi saat ini sama pentingnya karena masalah ekonomi juga dapat merembet kepada sektor kehidupan yang lain: sosial, politik, hankam dan lain-lain.

Sayangnya, di tengah upaya pemerintah membenahi masalah yang datang bertubi-tubi tersebut, isu tentang kebangkitan PKI kembali menyeruak.

Kali ini isu kebangkitan PKI datangnya dari mantan Panglima ABRI, Gatot Nurmantyo dan kawan-kawan yang tergabung dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI. Bahkan KAMI mengirim surat terbuka kepada Presiden RI dan mengajukan beberapa permintaan terkait anak cucu komunis yang dianggap telah masuk sampai tingkat legislatif dan eksekutif.

Surat terbuka selengkapnya dapat dibaca pada tautan ini.

Melalui surat terbuka tersebut KAMI menyiratkan pandangannya bahwa ancaman yang paling mendesak untuk disikapi adalah PKI gaya baru dan kaki tangannya. Tuntutan yang disampaikan antara lain menarik RUU HIP dari prolegnas dan penayangan kembali film G30-S/PKI atau film serupa, agar anak-anak bangsa tidak melupakan sejarah.

Surat terbuka tersebut menarik untuk diulas dan dikaitkan dengan fenomena aktual saat ini

Pertama, saat ini ancaman terbesar dan terdekat yang sedang dihadapi bangsa kita adalah adalah ancaman ekonomi dan kesehatan. Jadi fokus pemerintah saat ini adalah memasang kuda-kuda dan mencari strategi-strategi terbaik untuk menghadapi masalah tersebut. Bagaimana memastikan bangsa kita bertahan melewati badai resesi? dan pada saat yang bersamaan bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk terus menekan tingkat penularan virus Covid-19?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun