Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Cangkir Bekas Matahari

18 Juni 2020   19:45 Diperbarui: 18 Juni 2020   19:52 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/jjdutter

Kita sudah seharian berjibaku dengan kehidupan
entah kita menang sebagai jawara
atau kalah babak belur dan berdarah-darah.

Matahari yang tersaji dalam cangkir pun sudah kita minum sampai habis
rasanya kadang getir seperti empedu
kadang juga manis seperti madu
selagi lidah masih bisa mengindra.

Lalu sesampai di ujung malam
tiba saatnya menyeka darah dari luka
memerasnya ke dalam cangkir bekas matahari
untuk meminum sarinya yang memulihkan dan meneduhkan.

Jika malam itu kita beruntung
semesta akan mengisi kembali cangkir dengan purnama
dan kekasih melabuhkan kecupan seperti malam pertama.

Tapi malam yang damai hanya sesaat
karena cangkir seperti itu tidak akan pernah kosong
selagi kehidupan masih menunggu dengan setia di ambang jendela.

---


kota daeng, 18 Juni 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun