Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pesan Lirih dari Italia yang Harus Dilantangkan

27 Maret 2020   19:59 Diperbarui: 30 Maret 2020   14:39 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari tangkap layar akun youtube POS KUPANG

Saat ini nyaris semua negara bergelut melawan pandemi COVID-19. Pesan-pesan untuk selalu waspada dan saling menguatkan satu sama lain dari berbagai penjuru dunia pun berseliweran di lini masa.

Salah satu negara yang menjadi episentrum COVID-19 adalah Italia yang sampai saat ini telah kehilangan nyawa 8.200 warganya dengan lebih dari 80.000 jumlah kasus positif Corona. Angka kematian di Italia bahkan melebihi angka kematian di China yang menjadi pusat episentrum pandemi pertama kali.  

Pesan-pesan dari negara tersebut untuk mengingatkan kita agar jangan sampai terlambat bertindak pun bermunculan di lini masa. Kemarin, di beranda facebook saya mendapati video pesan dari seorang pastor asal Ende, NTT, yang saat ini sedang mengambil studi di kota Roma. Romo Deni Nuwa, Pr, membuat pesan yang ditujukan kepada sanak saudara di Ende, juga Indonesia, tentang situasi terkini di Italia dan bahaya virus Corona jika diabaikan kehadirannya.

Saya pun mencari unggahan video tersebut di channel youtube agar lebih mudah membagikannya di platform Kompasiana. Syukurlah ketemu. Video tersebut juga diunggah oleh akun POS KUPANG dan tautannya saya letakkan di akhir tulisan ini.

Video tersebut berdurasi 10 menit 27 detik. Pada bagian awal video Romo Deni menggambarkan kondisi terkini di Italia. Tidak ada lagi wilayah yang luput dari jangkauan virus Corona. Wilayah terdampak paling parah adalah Italia utara, tapi kasus positif COVID-19 sudah terjadi di seluruh Italia tengah dan selatan, termasuk Roma.

Apa masalahnya?

Dari penjelasan Romo Deni kita dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga. Masalah yang membuat penyebaran COVID-19 begitu masif di sana adalah mindset masyarakat. Saat COVID-19 belum dirasa genting, banyak masyarakat yang memandang remeh virus ini.

Romo Deni memilih frase "kepala batu" untuk menggambarkan ndableg-nya masyarakat di Italia. Mindset tergambar dari perilaku. Tidak semua pihak mematuhi imbauan pemerintah dan pihak kesehatan untuk tinggal di rumah. Masih banyak orang yang berkeliaran dan beraktivitas sebagaimana biasanya. Ini yang membuat penyebaran virus Corona berlangsung begitu cepat.

Romo Deni secara eksplisit mengutarakan kekhawatirannya bagaimana jika masalah serupa terjadi di Indonesia khususnya di Ende, tanah kelahirannya. Negara-negara maju di Eropa seperti Austria, Perancis, Swis dan Italia saja kewalahan mengatasi COVID-19.

"...saya tidak bisa membayangkan kalau virus itu masuk, sekarang sudah masuk ke Indonesia, masuk ke NTT, masuk ke flores apalagi, ke Ende...," demikian Romo Deni menekankan kecemasannya.

Pada bagian akhir video, Romo Deni berpesan agar masyarakat mengikuti pesan-pesan dari pemerintah, pihak kesehatan dan tokoh-tokoh agama agar kita semua bekerja sama mengatasi COVID-19 ini. Tidak boleh mengabaikan kepentingan bersama karena memikirkan diri sendiri saja. Masing-masing dari kita memiliki tanggung jawab sosial dengan kehidupan orang-orang di sekitar kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun