Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pak Sekda, Banjir Itu 2/3 Air, 1/3-nya Kenangan

27 Februari 2020   21:24 Diperbarui: 28 Februari 2020   07:17 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekda DKI, Saefullah. Gambar dari https://megapolitan.kompas.com

Banjir berjilid-jilid yang menimpa Jakarta menimbulkan gelombang protes terhadap kinerja Anies Baswedan, Sang Gubernur. Bukan hanya di dunia maya, di dunia nyata sejumlah warga sampai memasang spanduk berisi protes (dan sindiran) kepada gubernurnya.

Masalah banjir ini pun bukan lagi sekadar masalah rutin belaka, juga di luar ribut-ribut antara hater dan lover. Banjir telah membuka mata kita tentang banyak hal, mulai dari masalah prioritas anggaran, koordinasi antara struktur dalam pemerintahan, bagaimana jika sebuah "inkompetensi" diberi ruang kewenangan yang besar dan sejumlah masalah lainnya.

Gubernur DKI saat ini hanya satu contoh saja. Tidak menutup kemungkinan masalah ini juga terjadi pada daerah yang lain. Sayangnya, mata pemirsa setanah air yang fokus pada banjir Jakarta, membuat gerak-gerik sekecil apapun dari Anies Baswedan dan jajarannya tidak luput dari perhatian.

Yang teranyar adalah pernyataan dari Sekretaris Daerah (Sekda) DKI, Saefullah, saat diwawancarai oleh awak media di Balai Kota, Rabu (26/2) kemarin tentang masalah banjir. Jawaban normatif sudah biasa kita dengar, tapi yang bikin pangling adalah jurus kata-kata yang dipakai agar masyarakat tidak terlalu mempermasalahkan banjir.

"Jadi dinikmati saja. Itu kan soal manajemen air. Tubuh kita dua per tiga persen air. Sering keluar air. Kan banyak. Bisa dari kepala, bisa dari mana. Air mata saja harus pake manajemen. Tergantung situasi," tuturnya seperti dikutip portal berita kumparan.

Pernyataan menarik, walaupun pada pernyataan itu yang dimaksud mungkin bukan dua per tiga persen, itu kan berarti hanya 0,67% , tapi benar-benar 2/3 atau 66,7% dari tubuh manusia adalah air.

Tidak ada empati pada rakyat sama sekali dalam pernyataan tersebut. Memang mungkin Pemprov DKI juga sudah puyeng bagaimana memikirkan (dan bekerja) biar masalah banjir tidak berlarut-larut. Tapi masa iya mesti mengeluarkan pernyataan-pernyataan aneh yang justru bikin rakyat tambah sakit hati seperti itu?

Jangan lupa, rakyat pun bisa membalas dengan mengatakan "Pak Sekda, banjir itu 2/3 air, 1/3-nya kenangan."

Masih santer terdengar kalau Anies Baswedan bakal jadi kandidat calon Presiden tahun 2024 nanti. Nah, kalau dalam masalah "manajemen air" Gubernur DKI saat ini tidak menunjukkan performa yang baik, inilah yang akan dikenang oleh rakyat. Dan ini bisa jadi batu sandungan bagi karir politik menuju tahun 2024 nanti, kalau memang masih punya nyali berkompetisi.

Tapi ya di sisi lain, kita juga sama-sama paham bagaimana karakter masyarakat negeri +62 menyikapi isu atau masalah, gampang terombang-ambing ke sana-ke mari. Begitu ada isu semua berlomba-lomba menanggapi, riuh dan ramai. Tapi begitu ada isu lain lagi, isu yang lama seperti menguap dibawa angin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun