Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dua Hal yang Membuat Prabowo Kurang Pas Jadi Menhan

22 Oktober 2019   21:06 Diperbarui: 22 Oktober 2019   21:13 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari https://kumparan.com/

Temperamen
Pak Prabowo itu tipe orang yang impulsif dan (suka) meledak-ledak. Beberapa kali terlihat dia tidak terlalu menimbang dengan baik kata-kata yang akan dikeluarkan, terutama jika dituntut untuk bersikap spontan. Seringkali reaktif ketimbang antisipatif.

Karakter ini cukup terlihat saat debat terbuka menjelang pilpres, kadang-kadang saat menjawab pertanyaan atau wawancara dengan wartawan atau keadaan lain. Masih membekas di ingatan kita saat pak Prabowo mengeluarkan pernyataan yang kurang etis di tengah-tengah acara duka kepergian Ibu Ani Yudhoyono.

Jika benar-benar menjadi Menhan, Prabowo harus berhati-hati dengan karakternya yang satu ini. Jangan sampai menjadi kontraproduktif dengan karakter Presiden Jokowi yang terkenal mengutamakan diplomasi dalam menyelesaikan masalah demi masalah.

Mudah Percaya
Yang dimaksud di sini adalah sikap Pak Prabowo yang sekali percaya pada orang-orang tertentu, dia akan memegang kepercayaan tersebut lekat-lekat, tanpa banyak menimbang atau menganalisis lebih dalam lagi. Dalam arti tertentu ini cukup positif. Tapi ada juga negatifnya jika ternyata orang kepercayaan tersebut membisikkan sesuatu yang salah.

Masih ingat bukan, dengan tragedi  "sujud syukur" yang terjadi dua kali setiap usai hari pencoblosan? Masih ingat juga bagaimana reaksi Prabowo Cs menyikapi drama oplas Ratna Sarumpaet? Nah, blunder ini bukan sepenuhnya salah Pak Prabowo. Hanya saja Pak Prabowo terlalu percaya pada pembisik-pembisiknya saat itu.

Nah, kemenhan memiliki otoritas pengelolaan anggaran raksasa hingga lebih dari 127 triliun Rupiah tahun depan, untuk memastikan terciptanya stabilitas dan keamanan bangsa Indonesia. Bahaya bukan, jika pucuk pimpinan kementeriannya kurang mampu menganalisis dan menerima "sinyal" yang salah dari para pembisik lalu memercayainya begitu saja. Bagaimana dengan pengambilan keputusan taktis dan strategisnya?

Dua hal ini harus menjadi perhatian Presiden-Wakil Presiden terpilih jika benar-benar menunjuk Pak Prabowo sebagai Menhan. Ini sekadar opini pribadi. Memang terkesan sangat subjektif, tetapi saya merasa harus menulis artikel ini untuk menjadi bahan pemikiran bersama sekalian curhat kepada pembaca sekalian, biar lebih plong.

Sekali lagi, pasti ada alasan kuat di balik penunjukan Pak Prabowo, dan jika memang demikian yang akan terjadi, pasti Presiden dan Wapres, Jokowi-Maruf Amin sudah memiliki stategi-strategi lanjutan untuk memastikan setiap menteri dalam kabinet yang memiliki beraneka ragam karakter dapat bekerja maksimal untuk bangsa dan negara kita. Semoga (PG)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun