Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Era Perang Drone dan Ancamannya untuk Kemanusiaan

18 September 2019   21:05 Diperbarui: 19 September 2019   10:26 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar drone dari Getty Images via www.economist.com

Ada juga adegan fight antara Spiderman dan ratusan drone yang ternyata jika serangannya dikonsolidasikan dapat membawa kerusakan yang begitu besar.

Jadi karena drone begitu efektif dalam melakukan serangan baik secara unit maupun dalam formasi grup, tidak mustahil pengembangan teknologi drone akan mendominasi kompetisi teknologi senjata pada perang-perang yang akan datang.

Karena itu tidak heran biaya pembuatan drone tergolong mahal. Sebagai contoh drone Predator buatan Amerika Serikat harganya sekitar Rp248 juta per unit. 

Drone Global Hawk milik Amerika Serikat yang ditembak jatuh oleh militer Iran bulan Juni lalu harganya malah sepuluh kali lipatnya, sampai 2,4 triliun Rupiah. 

Tapi harga ini cukup worth it mengingat kerja drone dapat meminimalkan penggunaan tenaga manusia dalam mengincar dan menyerang target, dengan demikian juga menekan risiko korban jiwa dari sisi pengguna drone, jika harus terjadi perang.

Saat ini kita sudah sampai pada era di mana komputer akan semakin banyak berperan dalam berbagai aspek kehidupan kita termasuk dalam sistem pertahanan dan keamanan. Alutsista, bahkan sampai strategi perang pun semakin tergantung pada algoritma dan pemrograman komputer. 

Mesin-mesin nirawak seperti drone menjadi pilihan yang masuk akal untuk meminimalkan sumber daya manusia dalam perang tetapi membawa hasil yang jauh lebih efektif.

Namun di sisi lain, mesin-mesin yang sudah ditanami AI termasuk drone, juga dapat menjadi ancaman baru bagi kita. Setelah diberi instruksi melalui pemrograman, mesin-mesin perang ini akan bergerak mematuhi algoritma yang diberikan kepadanya. 

Mereka tidak memiliki sisi humanis sehingga saat melakukan penyerangan, mereka akan beraksi tanpa ampun, tanpa mengenal diplomasi.

Bayangkan apa yang terjadi jika tiba-tiba mesin-mesin autopilot tersebut mengalami malfunction sehingga bertindak di luar instruksi? Korban dan kerusakan yang ditimbulkannya bisa jauh lebih besar. 

Bahaya lain terjadi jika sistem mesin-mesin perang tersebut berhasil diretas oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Bayangkan apa yang terjadi jika drone ini diambil alih oleh pihak-pihak yang ingin menggunakannya untuk tujuan destruktif? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun