Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Demokrat ke Mana Hatimu Berlabuh?

9 Juni 2019   09:53 Diperbarui: 9 Juni 2019   10:17 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari https://news.detik.com

Saya kira kita semua setuju dengan ungkapan politik itu dinamis. Tidak ada kawan atau lawan yang abadi dalam politik, yang abadi hanyalah "kepentingan".

Beberapa waktu terakhir ini kita lihat politik telah menunjukan karakter khas itu lagi. Dari beberapa  contoh, manuver-manuver Partai Demokrat yang saat ini sepertinya sedang direpresentasikan dengan sosok AHY menarik untuk diperhatikan.

Menariknya adalah arah angin Demokrat yang sangat sulit diukur dengan radar pengamat politik praktis abal-abal, termasuk saya. Saat Pilpres, Demokrat memang memberikan dukungan dan berkoalisi dengan Pasangan Capres-Cawapres 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. 

Satu dua oknum petinggi partai kerap melemparkan statement kontradiktif, tapi letupan-letupan selalu bisa diredam statement official partai.

Sedikit anomali juga terjadi pada tingkat akar rumput. Walaupun secara nasional, arah dukungan partai sudah ditentukan, kader-kader Demokrat di daerah secara pribadi dipersilakan menentukan pilihan sesuai suara hati masing-masing. 

Kalau bicara manajemen perusahaan ini sudah salah, bagaimana mungkin manajemen pada tingkat branch dibebaskan mengambil keputusan operasional yang bertentangan dengan keputusan head office-nya. Tapi ya untunglah, parpol bukan perusahaan.

Pasca pilpres, geliat politik yang dinamis semakin nampak. Tokoh-tokoh Demokrat sudah jarang tampil bersama Prabowo saban ada presscon, AHY melakukan pertemuan dengan Jokowi, kicauan-kicauan kontroversial tentang perhitungan suara internal kubu 02 dan contoh lainnya.

Memang selalu ada pernyataan tandingan, arah partai Demokrat secara official masih dalam koalisi BPN. Tapi entah mengapa, kicauan-kicauan pribadi elite Demokrat seperti menyiratkan hal lain. Sebagai contoh, pagi ini kicauan Wasekjen Demokrat, Rachlan Nashidik lewat di linimasa saya.

Pak @prabowo, Pemilu sudah usai. Gugatan ke MK adalah gugatan pasangan Capres. Tak melibatkan peran Partai. Saya usul, Anda segera bubarkan Koalisi dalam pertemuan resmi yang terakhir. Andalah pemimpin koalisi, yang mengajak bergabung. Datang tampak muka, pulang tampak punggung.

tangkap layar twitter Rachlan Nashidik. Gambar dokpri
tangkap layar twitter Rachlan Nashidik. Gambar dokpri
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun