Tetek bengek politik telah membuat masyarakat kita begitu terpolarisasi. Saat ini hal apapun selalu dikaitkan dengan politik. Perbincangan di grup whatsapp yang dahulu begitu asyik dan mengalir menjadi kaku karena perbedaan pandangan politik. Oleh karena itu beberapa grup whatsapp yang saya ikuti menegaskan aturan seperti tidak boleh mem-posting hal-hal berbau SARA dan politik.Â
Walaupun demikian, sesekali masih ada anggota grup baik baru atau lama yang mengabaikan aturan tersebut. Postingannya tidak jauh dari copras capres sampai akhirnya disemprit oleh admin grup. Masalah postingan selesai, tapi hal-hal seperti ini yang membuat grup semakin tidak asyik lagi.
Darurat Sense of Humor
Suasana di linimasa media sosial kita lebih panas lagi. Orang semakin gampang tersinggung, jadi mesti hati-hati mengatur kata yang akan ditayangan terutama jika sudah menyerempet ke masalah pilihan politik, apalagi dikombinasikan dengan agama. Hal-hal yang sebenarnya ringan dan bisa jadi bahan bercandaan, malah bisa memicu keributan.
Momentum pilpres tanggal 17 April lalu diharapkan dapat menjadi puncak dari segala dinamika politik yang menguras emosi berbulan-bulan lamanya. Tapi rupanya drama pilpres masih berlanjut sampai hari ini. Saling tuding dan caci maki di dunia maya (juga dunia nyata) tidak mereda bahkan di bulan Ramadan yang mestinya bisa lebih mendinginkan suasana. Politik menjadikan masyarakat kita semakin kehilangan rasa humor.
Akun Garis Lucu
Di media sosial twitter, saya mengikuti akun @NUgarislucu. Yang membuat saya tertarik menjadi pengikut akun tersebut adalah foto profilnya menggunakan gambar almarhum Gus Dur yang sedang tertawa lucu. Jika mengikuti kicauan demi kicauan akun tersebut, kita jadi paham akun ini mencoba memandang berbagai fenomena politik tanah air yang biasa dikemas dengan bumbu-bumbu agama secara jenaka.Â
Ini membuat banyak kicauannya mengundang senyum dan tawa. Pada akhirnya kita pun akan merasa hal-hal di sekitar kita termasuk agama dan politik memang harus dipandang dengan riang gembira, bukan malah menjadi sumber perpecahan.
Ini beberapa contoh cuitannya