Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cium] Ritual

16 Maret 2019   13:51 Diperbarui: 16 Maret 2019   15:34 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari wiccanspells.info

Cahaya dari tujuh lilin merah darah berhasil mengusir gelap dari dalam kamar pengap ini. Malam dingin dan suasana sepi. Bahkan embus angin dan dengung sayap nyamuk tak terdengar sedikit pun. Mereka mungkin bisa mengendus aroma maut yang merebak dari rumah kosong ini.

Sesuai petunjuk dari Mbah Mbaga, tujuh lilin telah aku tata sedemikian rupa sehingga membentuk lingkaran di tengah ruangan dan aku berada di pusat lingkaran itu.

Aku tidak peduli pada penolakan dari setengah hatiku yang terluka. Memang ritual yang sebentar lagi kulakukan akan sedikit kejam untuknya. Tapi aku lebih memilih patuh pada setengah hatiku yang lain. Dia layak mendapatkan kutukan ini. Dia layak mendapatkan kecupan maut iblis yang sebentar lagi akan menghampiri hidupnya.

Boneka wanita berambut panjang seukuran telapak tangan aku keluarkan dari bungkusan hitam. Lalu menyusul belasan jarum berwarna hitam dan pisau kecil yang memendarkan cahaya lilin di sekitarku. Semua persiapan sudah lengkap. Tidak, masih ada satu lagi dan ini yang terpenting, foto wanita jalang itu.

Aku pun memulai ritual dengan menggores telapak tanganku menggunakan ujung pisau. Seiring darah segar yang menetes ke atas boneka, aku menggumamkan mantra-mantra, membebaskan roh-roh yang terikat di relung-relung semesta. Sebentar lagi energiku akan menyatu dengan energi semesta.

Di belakangku, Kamu berani bercinta dengan suamiku, bangsat! Sampai kapan pun Sam tetaplah milikku! Kamu tidak akan pernah bisa merebutnya, tidak di masa lalu, sekarang atau sampai kapan pun.

Aku memburumu, May Permata! Aku akan membuatmu tak akan pernah bisa bercinta lagi!

---

Cerita sebelumnya baca: [Cium] Bara Api Ciuman Semalam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun