Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Etiskah Menanyakan Lokasi Orang yang Ditelepon?

31 Mei 2018   19:22 Diperbarui: 1 Juni 2018   00:07 2087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber ilustrasi: dilkurslari.asia)

Sebelum pikiran pembaca menggeliat kesana-kemari gara-gara judul artikel, baik kita simak dulu ilustrasi percakapan berikut. Percakapan via telepon ini terjadi antara bapak A dan B. Keduanya adalah rekan kerja di sebuah perusahaan.

A: Halo, Pak. Bagaimana?
B: Halo, pak. Sekarang lagi di mana pak?
A: Saya lagi di ...
B: (menunggu)
A: ... bank, Pak. Bagaimana?
B: Ini, Pak. Saya mau konfirmasi, laporannya Bu Mahesa. Apa sudah diterima, Pak?
A: Oh. Sudah. Sudah saya teruskan ke Pak Broto sejak dua hari lalu, hanya belum ada tanggapan. Tapi sebentar saya coba cek ke sekretarisnya Pak Broto, ya.
B: Baik, pak. Soalnya ada laporan yang terkait dengan realisasi budget di divisi kami, Pak.
A: Oke, oke. Sebentar sore yang kabari lagi, ya.

Perhatikan kalimat yang saya kasih tebal. Kemudian kita lanjutkan dengan ilustrasi yang kedua. Ini percakapan telepon antara bapak C dan D. Bapak C adalah staf kredit di salah satu koperasi, sedangkan bapak D adalah anggota koperasi yang kebetulan berkawan akrab dengan bapak C.

C: Halo, Pak. Bagaimana kabarnya?
D: Kabar baik, Pak. Bapak C lagi di mana nih?
C: Saya lagi di kantor, Pak.
D: Ah, ya, kebetulan.
C: Ada yang bisa dibantu, Pak?
D: Iya, Pak. Boleh minta tolong dicekkan saldo pinjaman saya? Soalnya sudah dua bulan ini saya selalu transfer via bank, jadi tidak pernah cetak buku lagi.
C: Oh, baik, Pak. Saya cek dulu, ya. 10 menit kemudian saya telepon kembali.

---

Saya termasuk orang yang merasa risih ketika menerima telepon dari seseorang dan belum apa-apa si penelepon sudah bertanya "Pak, lagi di mana?", "Lagi di mana sekarang?", dan pertanyaan sejenisnya. Kalau kebetulan sedang on the way atau sedang berada di kantor seperti pada ilustrasi ke dua, mungkin menjawabnya mudah saja.

Tapi kalau misalnya sedang berada di suatu tempat untuk urusan pribadi, atau kita sedang tidak ingin memberitahukan lokasi kita kepada orang lain, menjawab pertanyaan seperti itu jadi susah-susah gampang.

Kita jadi berpikir, mau jujur atau tidak ya? Mau menjawab pertanyaan si penelepon dengan pertanyaan lain seperti "Ada apa, ya?" dan sejenisnya, juga rasanya tidak enak. Pertanyaan kok dijawab pertanyaan lagi. Tapi kalau menjawab apa adanya, justru bisa membuat si penelepon terpikir untuk mengajukan pertanyaan lanjutan seperti "...lagi ngapain di situ?" dan seterusnya.

Yang tidak kalah membuat jengkel adalah saat kita sudah setengah mati mencari kata yang tepat untuk menjawab pertanyaannya, eh, ujung-ujungnya pembicaraan selanjutnya sebenarnya tidak terkait dengan keberadaan kita. Contohnya pada ilustrasi pertama di atas. Tanpa mengetahui lokasi bapak A sekalipun, tujuan bapak B menelepon sebenarnya tetap bisa tersampaikan, karena bapak B hanya menanyakan konfirmasi laporan.

Mungkin bagi sebagian orang, menanyakan lokasi saat menelepon itu biasa saja. Tapi bagi sebagian orang lagi, terutama untuk mereka yang sangat introvert, pertanyaan seperti itu bisa jadi mengusik ranah privat orang yang ditelepon.

Saya punya kiat sendiri untuk memastikan orang dapat menerima telepon kita tanpa terganggu, tanpa harus mengetahui keberadaan orang tersebut. Cara bertanya bisa disesuaikan agar lebih etis. Saya sendiri lebih memilih kalimat seperti ini: "Saya tidak mengganggu, Pak?", "Boleh saya telepon sekarang?" atau "Boleh minta waktunya 5 menit? Saya ingin konfirmasi..."

Dengan cara bertanya seperti itu, orang yang ditelepon akan lebih menghargai panggilan kita. Kalau dia memang sedang sibuk atau tidak ingin diganggu, dia pasti akan mengatakan seperti ini "Bisa telepon kembali setengah jam lagi?" atau "Bisa ditelepon setelah makan siang?" atau "Maaf, Pak. Saya lagi ada meeting. Sebentar saya telepon kembali ya" dan jawaban sejenis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun