Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tara

29 April 2016   13:26 Diperbarui: 29 April 2016   13:57 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar dari: vetfedjobs.org

Matahari pagi baru saja menyapa sudut-sudut metropolitan. Tara sudah necis dan wangi dalam balutan blazer hitam yang menonjolkan kilau gincunya. Rambut lurus sepinggangnya juga sudah tersanggul rapi.

Setelah briefing pagi, Tara menghampiri head cashier sambil menitipkan pesan

“Mbak Dea, sebentar pak Siswoyo mau ke sini untuk RTGS. Tolong di-handle ya…”

“Iya, Bu. Kemarin pesan bu Tara sudah masuk, kok.”

Tara berusaha mengingat-ingat lagi.

“Apa iya aku kirim pesan?”

“Udah, bu. Nih WA ibu,” Dea memperlihatkan layar HP-nya.

Tara pun tersenyum sambil mengangguk-angguk.

“Ya udah kalau begitu. Aku lanjut ya, Mbak…”

Dea ikut tersenyum dan balas melambai kecil ke Tara yang melanjutkan langkahnya ke arah parkiran.

Seperti pagi-pagi sebelumnya, Tara akan mengawali aktivitasnya sebagai seorang marketing eksekutif pada divisi pendanaan.  Honda Jazz merah metalik pun melaju keluar dari basement dan segera bergabung dengan kepadatan lalu lintas kota.

Saat terjebak di sebuah lampu merah, Tara meraih buku agenda kerja dari dalam hand bag putih toska-nya. Dia menyadari kelemahannya, sehingga selalu membekali diri dengan banyak reminder. Buku agenda ini salah satunya, di luar reminder yang biasa disemat pada aplikasi HP untuk mencatat janji-janji yang sifatnya mendadak.

Hari ini dia janji bertemu dengan tiga orang. Paling pertama jam 10 pagi nanti dengan customer bernama Sutopo. Sepertinya masih keburu sehingga dia tidak perlu menyetir tergesa-gesa.  Dia lalu membuka satu per satu notifikasi sosial medianya.

Sunggingan senyum manis kembali terukir di wajahnya saat membaca pesan demi pesan disitu. Salah satunya pesan dari Toro, mantan pacar zaman cinta-cintaan monyet di SMA dulu. Mereka bertemu tiga minggu lalu pada sebuah acara gala dinner. Toro kini menjadi seorang programmer yang cukup sukses... dan juga lajang.

Usai pertemuan itu, Toro hampir tiap hari menyapanya, walau Tara menanggapi seadanya saja.

Suara klakson bersahut-sahutan menyadarkannya kalau sudah waktunya untuk maju. Dia pun kembali memuntir setir mobilnya untuk melajukan mobilnya.

Walau sudah menginjak kepala tiga, Tara masih nampak cantik seperti gadis yang lebih muda usia. Makanya sebenarnya banyak cowok yang menaruh hati padanya. Tapi dasar Tara memang typical wanita karir yang tidak mau banyak pusing dengan urusan seperti itu. Jadi status lajangnya itu dijalani  saja dengan gembira.

Siapa pun yang berkawan akrab dengannya pasti bisa melihat tulisan “I’m single and happy” tertulis besar-besar di permukaan dahinya.

Sebuah pesan WA dari seseorang bernama Sutopo masuk ke HP-nya.

 “Saya sudah otw ke bank Perdana ya. Trims.”

Tara heran. Lalu tergesa-gesa membuka kembali buku agendanya.

“Perasaan, janjian dengan pak Sutopo di kantornya deh. Kok bisa malah dia yang otw?” batinnya.

Sementara meneliti tulisannya tangannya, tiba-tiba reminder HP-nya berbunyi nyaring. Pesannya tertulis:

“10.00 AM Appointment with Mr. Siswoyo at Sentra building 14th floor.”

Tara langsung panik. Setelah menepok jidatnya dia melirik arlojinya. Waktu menunjukkan pukul 09.20. Dia baru ingat, rupanya yang mau RTGS itu pak Sutopo. Sementara yang janjian bertemu dengannya pagi ini pak Siswoyo. Sekali lagi dia menepok jidatnya.

Sekarang dia kebingungan, akan menelepon mbak Dea, membalas pesan pak Sutopo atau mengabarkan pak Siswoyo kalau dia akan sedikit terlambat.

“Woi, mbak! Jangan melamun kalau nyetir!” seru seorang pengendara motor dari balik jendelanya.

********

Pertama kali ditayangkan di halaman FB Fiksiana Community dalam event

#BelajarBareng

#MenghidupkanTokohCerita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun