Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

200 Pengacara Tanpa Bayaran Siap Bela Rizal Ramli

27 Januari 2014   17:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:25 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1390817477914200636

[caption id="attachment_318667" align="alignnone" width="220" caption="Rizal Ramli. Gambar dari id.wikipedia.org"][/caption]

Hari Gini Gratis? Hellow??!!

Dear Kompasianer, pasti sudah sering dengar selentingan seperti itu. Masuk akal sih. Di zaman penuh intrik dan hitung-hitungan seperti ini mana ada orang yang mau kerja tanpa imbalan.  Apalagi untuk kerjaan yang rada-rada high risk.

Tapi inilah realitanya. Tidak kurang dari 200 pengacara yang tergabung dalam Tim hukum pengawal Demokrasi dan kebebasan bersatu padu membela perkara Rizal Ramli yang mendapat somasi dari Presiden SBY. Pengacara-pengacara itu berada di bawah koordinasi Otto Hasibuan, seorang pengacara yang sudah cukup senior. Menariknya, mereka tidak dibayar satu sen pun. Mantan menko perkonomian era Alm. Gus Dur itu, sebagaimana ditulis tribunnews.com mengatakan dia tak sanggup membayar pengacara sebanyak itu.

Baru-baru ini, Rizal Ramli memang mendapat somasi dari Presiden SBY. Somasi tersebut dikeluarkan melalui pengacara keluarga Palmer Situmorang akibat pernyataannya yang memang bisa membuat pihak-pihak terkait merah telinganya. Ramli menghubungkan kasus Century dengan Wapres Boediono. Dia membuat pernyataan mengenai posisi Wapres yang menurutnya adalah gratifikasi dari cairnya Dana Talangan bank Century. Tajam dan menohok. Tak ayal, senjata khas presiden akhir-akhir ini pun dijatuhkan.

Merasa tak sreg dengan dengan somasi tersebut, sejumlah pengacara pun memberi perhatian khusus dan merapatkan barisan. Saat dikonfirmasi oleh tribunnews.com, Otto Hasibuan mengatakan latar belakang pihaknya dan kawan-kawan mau membela Rizal Ramli karena prihatin dengan cara SBY membungkam kebebasan menyatakan pendapat masyarakatnya. “Sebagai advokat kita prihatin dengan adanya somasi ini. Lonceng kematian demokrasi dan kebebasan berpendapat sudah berbunyi," tutur Otto saat diwawancarai media di Gedung Juang Jakarta Pusat hari ini.

Bebearapa waktu lalu Otto juga masuk ke dalam tim hukum yang membela kasus Akil Mochtar. Tapi karena dia merasa ada miss-communication antara dia dan kliennya itu, dia memilih untuk mundur.

Mendapat dukungan dari sekian banyak pengacara yang dikomandani seorang Otto, membuat Rizal Ramli tak gentar. Dia malah berencana merangkul pihak-pihak lain yang juga pernah mendapat somasi, seperti Sri Mulyono dan Fahri Hamzah.

Biaya menggunakan jasa seorang pengacara bervariasi. Angkanya mulai dari beberapa juta sampai ratusan juta rupiah bahkan lebih, tergantung kasus yang ditangani, jam terbang dan prestasi pengacaranya. Tapi angka beberapa juta pun bukan duit sedikit. Itu untuk hitungan satu orang, bagaimana membayar 200 orang sekaligus? Apalagi diantaranya ada nama sekaliber Otto Hasibuan.

Saya berkawan dengan beberapa volunteer yang bekerja untuk NGO yang bergerak di bidang penanganan bencana. Walaupun volunteer, jam kerja mereka kadang hampir sama dengan jam kerja profesional, bahkan lebih. Saat saya bertanya apa sih yang membuat mereka betah, mereka menjawab, ada “nilai-nilai” yang mereka temukan di tempat itu. Nilai itu mereka temukan dalam senyuman tulus dari orang-orang tertimpa bencana saat bantuan tiba. Nilai itu mereka temukan saat mereka berhasil membangkitkan kembali semangat para korban bencana. Nilai-nilai itu tidak bisa diukur dengan materi dan hitung-hitungan gaji belaka.

Para pengacara itu kalau dipikir-pikir bisa disamakan dengan volunteer yang saya kisahkan barusan. Tapi pertanyaannya, apakah mereka juga tergerak karena “nilai-nilai” seperti itu, ataukah ada hal lainnya? Kita tunggu kelanjutan dramanya.

Referensi:

Tribunnews.com

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun