Mohon tunggu...
Pian Firman Hidayat
Pian Firman Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Guru di SDN 1 Bojong Timur | Hipnoterapsit | Jasa Web

I like simple life.. Follow IG @rdpian. Zen Enthusiast www.pwkbelajar.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Manusia Indonesia Seutuhnya

7 Desember 2020   12:16 Diperbarui: 7 Desember 2020   12:24 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Unsplash

Pagi ini, di atas kasur, udara terasa sangat dingin. tak seperti biasa karena yang sudah-sudah cuaca disini sangat panas. biasanya keringat saya mengucur deras. Awal bulan Desember, hujan mulai turun tak henti.

Para tetangga tak terlihat sudah dua hari ini. mungkin lebih hangat memeluk selimut di atas kasur. menyetel TV pun sudah bosan rasa nya. berita penanganan corona yang berlarut-larut, Orang korupsi tertangkap lagi, oh Indonesia. 

Dengan segala kecantikanmu, tikus-tikus rakus terus membuat lubang disana-sini. Bahkan bantuan bagi hajat orang banyak di masa pandemi ini, di makan juga. Yang membuat saya bertanya-tanya, apakah kita masih harus percaya pemerintah kali ini tetap menjalankan tugas nya dengan baik? keadaan ini tak kunjung baik dalam periode kedua.

Selalu ada alasan untuk menyalahkan realita yang terjadi di sekitar kita. Keadaan memang selalu membuat kita terjepit, tapi tidak bagi mereka yang merdeka, mereka tetap bisa memilih dalam keterjepitan itu. begitu juga dengan saya, selalu semangat mengejar setoran  tulisan bagi buku saya yang akan terbit awal tahun 2021 dengan segala keterbatasan keadaan.

Seperti kata Gie, "Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: 'dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan'. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling bernilai itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah hidup kita". 

Akhirnya saya memutuskan untuk membuat secangkir kopi. Menyeruputnya semakin pahit, seperti wajah indonesia hari ini. Namun mecintai nya dalam kedukaan dan iba hati, membuat saya seperti merasa menjadi Manusia Indonesia seutuhnya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun