Baru tadi malam saya 'ngeh' dengan apa yang terjadi di jagat Twitter. Tentang seseorang yang menulis di bionya sebagai Aktivis politik dan seorang aktor. Saya tidak follow dan hanya membuka lamannya dan setiap tweeps yang ber reply Ria dengannya. Lalu pada akhirnya saya mengetahui apa yang menjadi duduk permasalahan sehingga jalan raya Twitter jadi padat merayap masih dengan harapan. Rupanya semua berawal dari sebuah pendapat tokoh ini yang menyebut teman-teman dari Kampretters sebagai orang Batak kampungan yang hanya bisa bahasa Batak. Lalu dia mereply akun AxxxLiem dengan menyebut Cina Benteng (telah dihapus dari TLnya tp berhasil diskrinsyut). Setelah itu, ramailah jagat Twitter dengan hastag yang khas. Tidak sampai di situ.. hari ini pun jalan Twitter Raya masih dipadati dengan aksi klarifikasi dan juga memberikan pendapat kepada si tokoh ini. Namun Hal yang menarik perhatian saya untuk menulis di sini adalah kebebasan berpendapat yang dijunjung tokoh ini dengan berlandaskan konstitusi, menurut hastag #klarifikasi yang dia buat. Soal penyanyi dangdut Sayangnya, tidak ada skrinsyut soal tokoh yang mengaku aktivis di SMI-Keadilan ini ketika menyebut 'dandanan penyanyi dangdut seperti perek'. Saya dapat hal itu dari salah satu akun yang mengkritik si tokoh. Salah satu akun mengungkapkan bahwa tidak ada salahnya apa yang disebut si tokoh. Saat #klarifikasi, si tokoh ini lagi-lagi menyebutkan dia tidak suka musik dangdut dan hak dia berpendapat soal dandanan penyanyi dangdut, sebagai kebebasan berpendapat yang dilindungi konstitusi. Berikut TL yang sempat saya skrinsyut: