Dulu pada awal tahun 2003, marak kamera digital yg ada di pasaran, waktu itu harganya masih diatas 2 Juta Rupiah, namun pada saat itu saya baru lulus SMA (sekarang SMU) apa daya belum ada pegangan uang apalagi sampai segitu, andai adapun saya sudah memakai uang tersebut untuk keperluan lain yang lebih penting. Terus terang saya ini hobi memotret sejak kelas 3 SD karena keluarga saya memang usahanya dibidang cetak foto atau minilab. Kembali lagi ke masa-masa awal kuliah, waktu itu ada wisata untuk mahasiswa baru, karena saya ini anak perantauan, saya segera menelpon orang rumah untuk mengirim saya sebuah kamera, dengan harap-harap cemas akhirnya kamera pesanan saya sampai di kost, langsung saya buka dengan harapan itu adalah kamera digital, alangkah kaget setengah mati ketika bapak saya mengirim kamera poket yang masih memakai roll film beserta 3 roll film,
waktu itu saya malu setengah mati dan ketakutan saya menjadi kenyataan, pada saat wisata banyak teman mengolok saya perihal kamera itu, untungnya saya kuat hehehe... waktu pulang langsung saya ke minilab dekat kost untuk cuci cetak foto hasil wisata, hasilnya memang tidak jernih seperti kamera digital, karena lensa nya pun dari plastik, tapi entah kenapa saya suka sekali dengan karakter warna kamera ini, biarpun orang lain menilai jelek tapi saya suka. Setelah punya uang sendiri baru saya membeli DSLR tapi tanpa meninggalkan kamera ini. Kejadian serupa terjadi kembali setahun yang lalu, dimana di kota saya lagi musim yang namanya "HUNTING", pada saat mengikuti acara itu banyak orang menenteng kamera DSLR berlensa gede, saya cuek aja motret pake kamera analog saya, apa yang terjadi kemudian??? Banyak fotografer disana menertawakan saya hehehee, tetap seperti dulu saya cuek aja... karena bagi saya, fotografi bukan masalah kamera, tapi masalah bagaimana cara pandang kita terhadap kehidupan. Berikut foto-foto dari kamera jelek saya.
