Mohon tunggu...
Philip Manurung
Philip Manurung Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

lahir di Medan, belajar ke Jawa, melayani Sulawesi, mendidik Sumatera; orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Kisah "Butet" yang Ditinggal Ayahnya Bergerilya

28 Agustus 2019   15:15 Diperbarui: 29 Agustus 2019   13:32 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentara. unsplash.com | Stijn Swinnen @stijnswinnen

Salah satu misi Belanda dalam agresinya di Tapanuli adalah menghancurkan mesin cetak ORITA. Selama ORITA beredar, selama itu pula gulden Belanda tidak laku di wilayah Tapanuli. Maka, sementara perempuan dan anak-anak bersembunyi di tengah hutan, atau gua-gua, kaum pria bergerilya atau mencetak ORITA.

Pesan dari Lagu
Bagaimana nasib ayah "Butet" selanjutnya? Kita tidak tahu.

Mungkin dia sudah tewas dalam suatu baku tembak di hutan Tarutung. Jasadnya terbaring dalam salah satu kubur tanpa nisan di pinggir jalan menuju Balige. Atau, bisa jadi ia tertangkap dan meninggal dalam pengasingan di luar pulau.

Yang jelas, tujuh puluh tahun sudah Butet ditinggal ayahnya. Jika Butet masih hidup; ia sedang duduk di kursi goyang, seperti Rose dalam film "Titanic", menantikan kesempatan bersua dengan ayah yang tidak dikenalnya di dunia baka.

Baik "Butet" maupun ayahnya merupakan tokoh imajiner. Namun, melalui lagu tersebut, mereka menjadi cermin kolektif yang relevan di setiap zaman. Lagu "Butet" merepresentasikan kerinduan seorang anak perempuan terhadap ayahnya.

Saat ini ada banyak "Butet" lain yang tidak sempat mengenal ayahnya sejak lahir. Ada yang dirindukan; ada pula yang tidak. Melalui lagu ini, seorang perempuan yatim ditawarkan satu nasihat: "Hidup terus berjalan. Apa yang dikerjakan selama hidup, itu yang penting dan bermakna."

Cepatlah kau besar, Butet, agar menjadi Palang Merah yang berguna bagi nusa dan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun