Mohon tunggu...
Philip Manurung
Philip Manurung Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

lahir di Medan, belajar ke Jawa, melayani Sulawesi, mendidik Sumatera; orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Banyak yang Tidak Tepat dari Kritik Sherly Annavita terhadap Jokowi

24 Agustus 2019   11:05 Diperbarui: 26 Agustus 2019   14:57 28291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sherly Annavita yang tiba-tiba tenar setelah mengkritik Presiden Jokowi. Sumber foto: Instagram Sherly Annavita

Marilah kita menyimak satu persatu.

Klaim #1 : Ibu kota dipindahkan karena macet, banjir, polusi, dan pemerataan tanah

Ketika mengomentari rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan dalam acara kemarin, Sherly mengklaim bahwa rencana tersebut merupakan bukti kegagalan Jokowi sendiri.

"Karena bukankah salah satu program besar Pak Jokowi (saat itu) mencalonkan diri jadi Gubernur dan menjadi Presiden adalah penanganan semua keruwetan Jakarta yang di dalamnya termasuk banjir, macet, polusi, dan lain-lain?", demikian argumennya.

Ia melanjutkan, "Jadi ketika sekarang beliau menjadikan alasan pindahnya ibu kota ini karena macet, banjir, dan polusi seperti yang tadi sama-sama kita dengar. Maka seolah beliau sedang mengonfirmasi kegagalannya dalam memenuhi janji kampanye beliau saat Pilgub bahkan Pilpres."

Sherly, dan semua narasumber dalam acara tersebut, memberi komentar setelah sebuah video diperlihatkan. Tayangan tersebut mengarahkan penonton untuk meyakini bahwa Presiden memindahkan Ibu kota demi sejumlah alasan sebagaimana disebutkan oleh Sherly tadi.

Fakta : Pemindahan Ibu kota bagian dari visi "Indonesia Sentris"

Dalam zaman dimana informasi digital mudah diakses saat ini, tidaklah sulit untuk menyelidiki alasan utama rencana pemindahan Ibu kota. Jejak-jejak komentar Presiden dan menteri Bapenas banyak terdapat di situs-situs berita.

Dengan sedikit usaha dan logika kita dapat mengetahui bahwa pemindahan Ibu kota merupakan satu bagian dari strategi jangka panjang pemerintah menuju Indonesia sentris, bukan lagi Jawa sentris.

Lantas, di mana sangkut-pautnya isu banjir, macet, dan polusi yang disemprotkan Sherley itu?

Aspek-aspek itu berada dalam penjelasan tentang syarat Ibu kota yang baru. Presiden menginginkan Ibukota yang baru minim risiko banjir, bebas pencemaran lingkungan, minim potensi konflik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun