Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Membaca Bambu Mengungkap Makna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menakar Kepemimpinan Prabowo Notonagoro dalam 'Ratu Adil' Jelang Pilpres 2019

15 Maret 2018   12:12 Diperbarui: 15 Maret 2018   12:41 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bambu unik (foto Alex Palit)

Jelang Pilpres 2019. Di tengah terjadinya krisis multidimensional, saat ini rakyat hanya bisa berharap dan mendambakan siapa pun calon presiden (capres) terpilih di Pilpres 2019 adalah sosok pemimpin yang mencerahkan.

Di tengah terjadinya krisis multidimensional, saat ini rakyat hanya bisa berharap dan mendambakan datangnya siapa pun capres terpilih di Pilpres 2019 adalah sosok pemimpin prabowo notonagoro sebagaimana yang dinubuatkan dalam ramalan 'Ratu Adil'.  

Dalam pemahaman masyarakat tradisionil persepsi tentang 'Ratu Adil' sering digambarkan sebagai sosok pemimpin pencerah dan penyelamat yang mampu kedamaian, kemakmuran, kesejahteraan, keadilan, mengayomi dan mententeramkan sebagaimana menjadi tumpuhan harapan rakyat.  

Impian akan datangnya 'Ratu Adil' itu sendiri mengacu pada ramalan Prabu Jayabaya, raja Kediri yang memerintah pada 1135 -- 1157 masehi. Meski saat ini sudah zaman internet dan serba digitalisasi, namum begitu masihnya banyak di antara masyarakat kita meyakini keberadaan cerita mitos kepemimpinan Ratu Adil.  

Adapun kemunculan cerita mitos 'Ratu Adil' ini senantiasa bergulir jelang pemilihan presiden.  Sudah tentu interpretatif istilah 'Ratu Adil' yag lahir dari produk budaya tradisionil ini ditafsirkan secara plastis dalam konteks zaman.

Disebutkan bahwa 'Ratu Adil' ini adalah sosok pemimpin yang merangkum tiga karakter kepemimpinan;

Pertama, berkarakter Satria Bayangkara yaitu sosok pemimpin yang memiliki kewibawaan dengan bersikap tegas, adil, mengayomi rakyatnya, juga berjiwa pemaaf terhadap lawan-lawan politiknya dengan spirit tepo seliro dan mikul dhuwur mendhem jero.

Kedua, berkarakter Satria Panandita adalah sosok pemimpin yang tidak korup, menjunjung nilai-nilai etika dan moralitas, religius, amanah dalam mengemban tugas demi kesejahteraan rakyat.

Ketiga, berkarakter Satria Raja adalah sosok pemimpin berjiwa negarawan yang mengabdi demi rakyat, bukan menjadi abdi negara demi kekuasaan yang korup.

Di tengah kegalauan terjadinya krisis multidimensional lainnya adalah sebuah kewajaran bila kemudian rakyat bermimpi mendambakan datangnya seorang pemimpin pembawa harapan transformasi perubahan bagi terciptanya kehidupan yang lebih baik, yang lebih mendamaikan, yang lebih mententramkan dan mensejahterakan.    

Sebagaimana dirasakan saat ini, bangsa ini sudah memasuki sebuah fase kehidupan zaman edan, zaman penuh kepalsuan dan kemunafikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun