Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Membaca Bambu Mengungkap Makna

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Salah dan Dosa "Gubernur Before" di Mata "Gubernur Now"

28 November 2017   05:42 Diperbarui: 28 November 2017   06:26 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bambu Kurung (Foto Alex Palit)

Di tulisan ini saya sengaja tidak memapang foto gubernur before atau gubernur now. Di sini saya sengaja memajang gambar bambu kurung, karena saya anggap lebih pas untuk merepresentasikan judul artikel ini.

Dalam khasanah pengaji deling (bambu) -- membaca bambu mengungkapa makna -- di  Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN), bambu kurung ini disimbolisasikan dengan filosofi "mikul duwur mendem jero" yang mengartikan mari setiap kebaikan seseorang kita angkat, keburukannya kita kubur dalam-dalam. Setidaknya itu nilai-nilai ajaran budi pekerti yang disimbolisasikan di bambu kurung.

Terkait judul artikel ini, sebetulnya bukan cuma saya, juga banyak warga kota, yang dibuat tak habis pikir dengan penyataan kontroversial bernada nyinyir gubernur now menuding bahwa gubernur before menggaji tim hulubalangnya dengan menggunakan dana partikelir.

Dan tudingan inipun dibantah oleh salah seorang mantan tim hulubalang gubenur before. Dinyatakan dengan sanggahan bahwa untuk dana yang digunakan untuk menggaji tim hulubalang gubernur before itu dikutif dari dana operasional penunjang gubernur yang jumlahnya gede.

Di sini saya pun tidak ingin ingin mengomentari atau mengulasnya panjang lebar saling silang pendapat ini karena semuanya sudah terang benderang dari banyaknya reaksi publik atas penyataan kontroversi ini.

Yang penting sebagai warga kota kita tetap kritis gunakan logika akal waras dan tidak gagal paham. Biarlah soal kebenaran serahkan pada becik ketitik ala ketara.

Tak elok rasanya kita senantiasa hanya mencari dan membuat pembenaran dengan menggunakan retorika kata-kata untuk menjustifikasi pembenaran. Masa jargon-jargon retorika kampanye sudah tutup buku. Kini saatnya realisasi janji politik. Buktikan, itu yang ditunggu, bukan berwacana dengan retorika.

Terus terang saya tidak mengetahui yang dimaksud apa salah dan dosa gubernur before di mata gubernur now atas pernyataannya tersebut. Kok sampai segitunya.

Atau mungkin apa salah dan dosa gubernur before di mata gubernur now ini bersifat personal, hanya gubernur now yang merasakan. Sehingga sampai terlontar pernyataan sampai segitunya.  

Pastinya, justru di sini ini menjadi tantang bagi gubernur now untuk membuktikan kinerjanya lebih ciamik dan kinclong melampaui gubernur before. Kalau hasil survei tingkat kepuasan warga kota mencapai 70 persen atas kinerja gubernur before. Tinggal bagaimana kinerja gubernur now hasilnya lebih dari itu, kinclong kota, enjoy warganya.

Lewat bahasa simbol bambu kurung marilah kita untuk saling mikul duwur mendem jero. Bukan senantiasa bermain mencari-cari dengan cara-cara menyandingkan, membandingkan dan membandingkan untuk menjustifikasi pembenaran diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun