Mohon tunggu...
Pettarani SH
Pettarani SH Mohon Tunggu... Lainnya - Kedepankan akal dan hati dalam menyelesaikan masalah

Demokratis, toleran, mengedapankan kejujuran dan keadilan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Spanduk "Kami Menolak Rapid Tes" Mulai Menjamur di Kota Makassar, Ada Apa?

10 Juni 2020   01:00 Diperbarui: 10 Juni 2020   09:41 3076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spanduk penolakan warga terhadap pelaksanaan rapid tes. Sapnduk ini milik warga RW01 Keluarahan Baraya-Barayya Selatan Kecamatan Makassar, Kota Makassar (dokpri)

Warga Sultan Daeng Raja Kelurahan Malimongan memasang spanduk dan ban mobil bekas sebagai bentuk pernyataan sikap penolakan terhadap rapid tes (dokpri)
Warga Sultan Daeng Raja Kelurahan Malimongan memasang spanduk dan ban mobil bekas sebagai bentuk pernyataan sikap penolakan terhadap rapid tes (dokpri)

Sementara itu, sambil berjalan menuju ke rumah Askari, penulis bertanya-tanya, ada apa sebenarnya sampai banyak warga dari beberapa kelurahan melakukan aksi protes terhadap pelaksanaan rapid tes?

Bagaimana bisa begitu cepat pertumbuhan spanduk bernada protes seperti itu terjadi di tengah upaya pemerintah Kota Makassar Cq Pemerintah Propinsi Sulawesi-Selatan mencegah bertambahnya angka kasus covid 19?

Hanya Butuh SWAB

Askari sedang duduk di kursi halaman depan ketika penulis tiba di hadapannya. Jarum jam di tangan menunjukkan pkl. 20.45 Wita.

Kali ini Askari mengenakan kaos merah plus celana jeans hitam yang tampak kumal. Dua kakinya ditekuk dan ditaruh di atas kursi sementara kedua tangannya sibuk menindis keyboard HP android.

Pemandangan seperti itu sudah biasa penulis dapati setiap menemui ketua RW di wilayahnya ini.

Di sebelah kanannya tampak tiga orang anak muda sedang bercengkarama. Seperti warga seputar lainnya, malam ini tak satu pun dari mereka mengenakan masker dan menjaga jarak. Sesekali mereka membisu seraya memeprhatikan HP yang ada di tangannya.

Dua bocah ikut menyaksikan game yang dimainkan Askari di bawah lampu yang sinarnya remang-remang. Seperti Askari sang bapak, kedua bocah ini juga tak mengenakan masker.

Selang beberapa menit duduk dikursi, Askari menyuruh satu anaknya yang dari tadi ikut menyakasikan permainan gamenya, meminta ibunya menyediakan dua cangkir kopi hitam.

Satu untuk Pak Pet dan satunya lagi untuk bapak”, perintah Askari pada anaknya.

Sambil menunggu kopi panas tiba di meja kami, penulis mulai pembicaraan dengan mengajukanp pertanyaan, SSejak kapan spanduk itu dipasang Pak Askari?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun