selalu ada batas,
meskipun sesungguhnya tak terbatas!
manusia suka bikin batas
aturan lahir untuk menata hidup manusia
aturan itu cara "paling rendah"
agar ketertiban terwujud.
akal sehat dan hati nurani mestinya melampaui segala tembok aturan
berpikir benar, berkata benar, bertindak benar
tetapi, tak semudah itu
sebab, di sini, kepura-puraan lebih menonjol
ada aturan supaya tepat waktu, jujur, adil,
tetapi justru kemalasan, ketidakjujuran dan ketidakadilan merajalela
apakah kekurangan aturan?
tentu tidak!
batasan-batasan yang diciptakan
tak menjamin aman, damai, jujur dan adil
pikiran, akal sehat, kehendak bebas tak tertuju pada nilai-nilai kebenaran,
maka aturan sebaik apa pun tak berdaya guna!
melampaui tembok
memikirkan kembali aturan-aturan formal, informal, doktrin, dogma,
apakah bernilai menuju pelampauan realitas kekinian
atau sekedar berurusan dengan "nanti/kelak?"
tembok, batasan bisa jadi perlu dan penting,
tetapi tak mutlak!
kesadaran dan pikiran benar,
mestinya melampaui semuanya itu!
berpikir benar!
supaya tindakan dan perilaku juga benar,
atau kalau salah,
tidak mesti masuk jurang!
[pada pagi yang hujan di Abepura, 4 Agustus 2023; 08.30 WIT]