Dingin subuh membekukan sukma
Terlelap dalam gemerlap harta
Menikmati kemewahan dunia
Mengejar keinginan daging insani
Mengabaikan kesucian tubuh
Hidup mengalir dalam arus gelap
Melintasi sungai kotor tanpa rasa jijik
Tiba pada pelabuhan kenikmatan sesaat
Berjumpa kaum hedonis dalam gemerlap lampun warna-warni
Bersama menertawakan jiwa yang sedang terluka dan menjerit kesakitan
Hati telah membeku bagaikan es di puncak Cartenz
Adakah sang fajar akan mencairkannya?
Hati telah membatu bagaikan wadas di pegunungan Cyclop
Adakah setitik air mampu menghancurkannya?
Jiwa rindu melintasi jalan terang
Kembali ke rumah putih bercahaya kemilau
Menerangi jiwa yang kusam
Membersihkan tubuh berborok dan bau busuk
Menghirup kembali udara bersih
Memurnikan jiwa dan tubuh yang telah lama tercebur dalam lumpur dunia
Melintasi jalan pulang dalam terang abadi
Mengalirkan energi suci murni
Memancarkan cahaya memesona
Merengkuh insan melintasi jalan terang
Bersama melangkah memasuki rumah baru dalam balutan cahaya gemilang
Tatkala senja menjemput di pelabuhan rindu
Kembali memasuki rumah bercahaya putih kemilau
Duduk bersama pada meja perjamuan berlimpah susu dan madu
Saling memandang penuh senyum hangat
Menikmati roti dan anggur abadi
Agats, 14 November 2020; 05.12 WIT