Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Maria Goreti Menghidupkan SD Yepem yang Sudah Mati

18 Mei 2019   15:41 Diperbarui: 23 Mei 2019   08:48 2817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru Maria Goreti Yonathan. Dokpri.

Kami ke sana melintasi lumpur dan belukar. "Pa Pit, ko pegang kayu ini untuk tahan. Jangan sampai jatuh nanti. Hati-hati. Kita jalan di atas lumpur dan hutan ini," tutur guru Robi. Kami tiba di gedung sekolah yang terdiri atas tiga ruang kelas itu. Di dalam kelas tampak meja dan bangku tersusun rapi. Ada papan tulis. Tetapi, rumput sudah menjalar memenuhi ketiga ruangan kelas itu.

Kondisi gedung sekolah yang terlantar, 6 September 2017. Dokpri.
Kondisi gedung sekolah yang terlantar, 6 September 2017. Dokpri.
Setelah berdiri sejenak di gedung sekolah baru itu, kami berempat kembali ke sekolah lama. Jalan masuk ke sekolah sudah rusak. Gedung sekolah reot. Ruang kelas dihiasi tai anjing. Pemandangan sekolah dasar Katolik yang sangat memprihatinkan.

Dari sekolah, kami pergi ke Jew. Di dalam Jew, dilaksanakan pembentukan tim penyusunan RPJM Kampung Yepem. Saya menggunakan kesempatan tersebut untuk mendorong agar pemerintahan kampung pro-aktif untuk menghidupkan kembali SD YPPK St. Antonius Yepem.

"Masa depan kampung Yepem ada di anak-anak. Kalau anak-anak Yepem tidak sekolah, kampung ini mau jadi apa? Karena itu, saya harap kepala kampung, Bamuskam dan semua tua adat untuk perhatikan sekolah Yepem yang sudah rusak itu."

Di Agats, saya menyampaikan kepada Ketua YPPK Keuskupan Agats, Pastor Beni terkait kondisi SD YPPK St. Antonius Yepem yang sangat memprihatin itu. Saya juga berbicara dengan Kepala UTPD Pendidikan Distrik Agats, Damaskus Karubun. Demikian halnya, saya sampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan, Donatus Tamot.

"SD YPPK St. Antonius Yepem perlu kepala sekolah baru. Tidak ada cara lain untuk menghidupkan sekolah itu, selain mengganti kepala sekolah. Karena itu, saya minta Bapa kasih kepala sekolah baru untuk SD Yepem. Kasian anak-anak di sana terlantar karena sekolah sudah mati."

Kepala Dinas Pendidikan, Donatus Tamot berjanji bahwa dirinya akan menempatkan kepala sekolah baru di Yepem. "Saya sudah bicara dengan Ketua Yayasan, Pastor Beni tentang kepala sekolah SD Yepem. Saya tunggu nama dari Pastor Beni," tutur Don Tamot.

Hari yang dinanti-nanti itu pun tiba. Pada 14 November 2017, pemerintah daerah Kabupaten Asmat melaksanakan pelantikan kepala sekolah. SD YPPK St. Antonius Yepem mendapatkan kepala sekolah baru, yaitu Maria Goreti Yonathan.

Di tangan Mari Goreti Yonathan, SD YPPK St. Antonius Yepem yang sebelumnya mati, kini hidup kembali. Bagaimana kiat Ibu Maria dalam menghidupkan sekolah tersebut? Apa saja harapan dan tantangan yang dihadapi Ibu Maria?

Menabuh Tifa Perubahan
Pada saat diminta menjadi kepala sekolah Ibu Maria Goreti Yonathan sebenarnya menolak. Ia telah betah mengajar di SD Darussalam Agats. Ia tidak mau pindah lagi ke tempat lain. Tetapi, karena diminta oleh Kepala Dinas Pendidikan, Donatus Tamot dan Pastor Beni, sehingga Ibu Maria bersedia menjadi kepala sekolah di Yepem.

Guru Mari Goreti sedang memberikan pengarahan kepada orang tua siswa pada saat pembagian Raport, 15 Desember 2018. Dokpri.
Guru Mari Goreti sedang memberikan pengarahan kepada orang tua siswa pada saat pembagian Raport, 15 Desember 2018. Dokpri.
"Sebenarnya saya tidak mau jadi kepala sekolah di Yepem. Saya sudah mengajar bagus di SD Darussalam, tetapi Pa Kepala Dinas minta saya harus ke sana sehingga saya terima," tutur perempuan peranakan Cina Marind, yang lahir dan besar di Kelapa Lima, Merauke ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun