Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yuli Siforo, Dari Belantara Asmat untuk Dunia

6 Oktober 2018   13:37 Diperbarui: 6 Oktober 2018   13:56 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mama Yuliana Siforo. Dokpri.

"Saya terlibat di dalam kehidupan menggereja. Saya tekun berdoa. Karena saya yakin, hanya Tuhan yang bisa menolong saya," tuturnya. Yuli selalu mengajak Mama-Mama di kampung untuk terlibat di dalam doa lilngkungan. Ia juga selalu mengingatkan warga kampung untuk selalu rajin ke gereja. 

Di pemerintahan kampung, Yuli menjadi anggota Penggerak Kesejahteraan Keluarga (PKK). "Saya menjadi anggota PKK Kampung Waw Cesau, seksi kesehatan. Kami biasa dapat dana tiga puluh juta. Pada saat kami dapat dana, kami biasa bikin kebun kelompok," tuturnya. Yuli menuturkan bahwa di kebun PKK, Mama-Mama menanam sayur sawi, kacang panjang, kasbi, petatas dan pisang.

"Kami punya kelompok kebun PKK berjalan bagus, tetapi karena tidak ada keterbukaan pengelolaan keuangan hasil menjual sayur sehingga ada Mama-Mama yang bubar dan bikin kelompok keluarga," tutur Yuli.

Setiap hari Yuli tinggal bersama warga lainnya di Kampung Waw Cesau. Ia menyaksikan Mama-Mama Asmat bekerja keras mulai dari bangun pagi sampai tidur di malam hari. Mama-Mama Asmat harus mencuci, memasak, mencari makanan di dusun, melahirkan, menyusui dan membesarkan anak-anak. Ia juga melihat jarak kelahiran yang terlalu dekat. Hatinya kian tersayat oleh banyaknya ibu-ibu hamil yang enggan memeriksakan diri ke Puskesmas Ayam.

"Saya lihat Mama-Mama kerja keras. Segala urusan rumah tangga dikerjakan oleh perempuan. Saya tergerak hati. Saya mau menjadi kader Posyandu. Dengan menjadi kader Posyandu, saya bisa ajak ibu hamil untuk pergi periksa. Setipa bulan saya cari dan panggil mereka untuk timbang. Termasuk anak-anak kecil, saya ajak untuk timbang dan periksa kesehatan," tutur Yuli.

Sejak tahun 2006 Yuli menjadi Ketua Kader Posyandu Kampung Waw Cesau. Ia memberikan perhatian kepada Mama-Mama Asmat, terutama ibu-ibu hamil, anak-anak Balita. "Biasa kalau mau Posyandu, yang biasa dilakukan setiap tanggal 14, saya jalan sepanjang kampung kasih ingat ibu-ibu untuk pergi ke Posyandu," kisahnya. 

Yuli mengatakan bahwa sejak Dana Kampung dikucurkan ke kampung mulai tahun 2015, setiap tahun Posyandu mendapat Dana Kampung sebesar 20.000.000. Dana itu digunakan oleh Yuli untuk kebutuhan makanan bergizi bagi anak-anak Balita. 

"Saya dan kader Posyandu terima uang 20.000.000 dari kepala kampung pada saat pencairan Dana Kampung. Kami kelola itu uang untuk masak makanan bergizi untuk anak-anak. Kami pakai makanan lokal yang ada di kampung Waw Cesau seperti ikan, kasbi, petatas dan sayur mayur seperti bayam dan sawi. Kami hanya perlu beli susu dan kacang hijau di Agats," tambahnya. 

Selain terlibat di berbagai kegiatan sosial, Yuli memiliki kebun yang dikelola bersama anggota keluarganya. Yuli membentuk kelompok tani, "Jufnam". Kelompok tani ini diikuti oleh anggota keluarga Yuli. "Saya bentuk kelompok Jufnam. Nama Jufnam itu berasal dari saya punya mama punya nama. Kami buka kebun. Kemudian tanan sayur sawi, bayam, kankung. Kami juga tanam kasbi dan petatas serta pisang," kisah Yuli. 

Mengenai pemasaran hasil pertanian, Yuli menjelaskan bahwa dirinya menjual hasil pertanian berupa sayur, petatas, kasbi dan pisang ke Agats. "Pada saat panen, sayur kami ikat lalu jual satu ikat sepuluh ribu. Sedangkan singkong dan kasbi jual per tumpuk. 

Saya sendiri yang bawa ke Agats pakai long boat kampung. Di Agats, Mama-Mama Muyu langsung borong untuk dijual kembali di pasar Mama-Mama di Agats," tutur Yuli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun