Mohon tunggu...
petrus bagaskara
petrus bagaskara Mohon Tunggu... Freelancer - pelajar

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Di Balik Tragedi Cinta (Kritik Sastra Buku "Di Bahumu Kubagi Dukaku")

14 Maret 2021   13:46 Diperbarui: 14 Maret 2021   14:27 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasih bukan apa-apa, bahkan untuk yang dipuja, di saat ambisi menyapa. Mungkin itu pernyataan yang tepat tentang isi buku ini, Di Bahumu Kubagi Dukaku, karya Mira Wijaya, atau sering dikenal dengan nama Mira W. Dengan sampul hijau telur asin, buku ini mengangkat sebuah cerita cinta. Menariknya, cerita cinta ini dibumbui kriminalitas.

Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1990, namun yang saya baca merupakan terbitan tahun 1996. Ukuran buku ini terbilang kecil, panjangnya 16 cm dan lebarnya 11 cm dengan tebal 240 halaman. Buku ini merupakan buku kedua dari sebuah trilogi. Untungnya pembaca tidak perlu membaca buku pertama untuk memahami buku kedua ini karena Mira W bisa dengan baik menjelaskan hal-hal yang diperlukan untuk memahami cerita dalam buku kedua.

Mira W adalah seorang dokter dengan hobi menulis yang lahir pada 13 September tahun 1951. Hobi menulisnya hidup sejak kecil dan membuat ceritanya dipublikasikan pertama kali lewat majalah Dewi pada tahun 1977. Ia lulus dari Fakultas Kedokteran Trisakti pada tahun 1979 dan mengabdikan ilmunya pada tahun 1984. Sampai 2015, karya yang ia terbitkan berjumlah 73 novel dan 9 prosa lainnya.

Untuk memahami isi buku ini ada baiknya kita memahami dulu isi buku pertama. Di buku pertama diceritakan seorang wanita melahirkan anak di luar nikah bernama Rivani, dengan Salman saat masa sekolah. Nantinya, Rivani dan Salman memiliki hubungan gelap. Waktu berlalu, Ananta menikahi Permadi namun tidak menghasilkan anak dan malah bercerai karena Permadi ingin menguasai rumah tangga yang saat itu dipimpin Ananta karena penghasilannya yang jumlahnya jauh di atas milik Permadi.

Setelah itu Permadi menikahi wanita lain, Danila, dan memiliki seorang anak bernama Rina. Sementara itu Salman kembali menemui Ananta untuk mencari Nita, cucunya yang hilang (tidak diceritakan siapa ayah dan ibunya). Suatu hari Danilla mencoba menghentikan Rivani yang mencoba membunuh Salman karena cemburu namun justru membunuh Rivani. Ia dijatuhi hukuman penjara dan keluar lebih cepat karena perilaku baik di penjara.

Cerita di buku kedua dimulai saat Danila dijemput oleh Permadi dari penjara. Tingkah Permadi tidak sama seperti sebelum Danila dipenjara dulu. Rupanya Permadi telah menaruh hatinya pada Ananta lagi dan ingin bercerai dengan Danila. Ia merasa yakin bisa memimpin rumah tangga karena penghasilannya yang tinggi. Selama Danila di penjara, Permadi banyak bertemu Ananta, bahkan membawa Rina yang akhirnya juga jatuh hati dan ingin menjadi anak adopsi Ananta.

Danila yang tidak tahan dengan perlakuan Permadi dan pikiran citra Rivani yang sering menghantuinya jatuh stress. Ia beberapa kali mencoba membunuh diri dan akhirnya dirawat oleh Risman, dokter jiwa teman Ananta. Suatu hari Ananta mendapat informasi tentang Nita di Amerika Serikat, Permadi dan Rina ikut dengannya. Permadi tidak ingin Danila tahu ini dan memberitahunya bahwa ia pergi ke Medan untuk urusan bisnis.

Bagaimanapun, Danila akhirnya mengetahuinya dan menjadi marah. Ia tahu tekad Permadi menceraikannya sudah bulat dan menangis sejadi-jadinya. Ia memeluk erat kaki Permadi sambil memohon tidak diceraikan. Permadi yang kesal mengangkat Danila lalu melemparnya ke belakang dan kepalanya membentur tembok, ia langsung tak sadar diri. Permadi yang panik melemparnya dari jendela kamar Danila di lantai dua untuk membuatnya seakan Danila membunuh dirinya sendiri, lalu pergi menginap di hotel.

Orang yang pertama kali menemukan tubuh Danila adalah Risman yang langsung melaporkan pada polisi. Walaupun Permadi tidak dihukum karena tidak ada bukti yang cukup untuk menuduhnya, Risman dan Ananta menemukan kesalahan dalam investigasi dan autopsi kasus yang membuktikan kesalahan Permadi. Permadi mencoba menutupi bukti ini namun Ananta datang dan langsung dicoba dibunuh Permadi. Salman datang untuk menolong Ananta dan membawanya ke rumah sakit, di mana ia menemukan bahwa Permadi memerkosa Ananta di Amerika Serikat. Ia kembali ke tempat Permadi dan menghajarnya, namun Permadi tidak tahan memikirkan kelanjutan nasibnya dan memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan melempar dirinya dari lantai dua, tempat yang sama ia membunuh Danila.

Kelebihan yang paling menonjol dalam buku ini adalah penjelasan medis yang detail. Contohnya ada pada penjelasan mengenai penyakit mental yang mengganggu Danila dan analisis Ananta mengenai autopsi Danila. Detail seperti ini membutuhkan pengetahuan medis yang dalam untuk menulisnya. Di sini lah Mira W bisa menunjukkan bahwa dirinya merupakan seorang dokter handal yang memiliki pengalaman praktek enam tahun sampai buku ini dirilis, yang juga seorang penulis kreatif yang bisa menciptakan premis menarik.

Kelebihan lain ada pada penulisan adegan konflik, dalam buku tersebar banyak adegan yang intens dan membutuhkan penulisan yang mumpuni untuk membuatnya dramatis. Contohnya adalah pertengkaran (yang jumlahnya menurut saya terlalu banyak) dan adegan seks. Mira W berhasil membuat pikiran pembaca berkutat dengan adegan-adegan ini dan membuat seolah pembaca ada di dalam cerita bersama tokoh. Pertengkaran terasa tajam dengan dialog-dialog yang sengit dan adegan seks terasa kuat dengan penggambaran gerakan tubuh yang detail (walaupun buku tidak dimaksudkan untuk menjadi buku porno). Berdasarkan pengalaman teman, hal ini merupakan spesialisasi Mira W yang menurut saya merupakan kekuatan yang unik, menunjukkan jiwa dokter yang melakukan analisis dengan detail yang intim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun