Mohon tunggu...
Petrus Rabu
Petrus Rabu Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Harapan adalah mimpi dari seorang terjaga _Aristoteles

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Hati-hati Saat Berkunjung ke Kawasan Wisata Gua Napirboi, Raja Ampat

8 Februari 2019   22:48 Diperbarui: 9 Februari 2019   09:58 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kawasan Wisata Gua Napirboi merupakan salah satu site wisata yang baru ditemukan di Raja Ampat tepatnya pada tahun 2018 silam. 

Kawasan wisata gua sebagaimana yang penulis pernah uraikan pada tulisan sebelumnya menjadi salah satu daya tarik wisata di Raja Ampat karena memiliki pesona stalaktit dan Stalagmit, yang tentunya menjadi refrensi tersendiri bagi dunia pariwisata Indonesia umumnya dan Raja Ampat khususnya. 

(Baca, "Menyusuri Pesona 'Surga'  Stalaktit dan Stalagmit di Kawasan Wisata Gua Napirboi,Raja Ampat).

Pada  gua yang pertama kali ditemukan Najib, Warga Kampung Saunek, Distrik Waigeo Selatan, Raja Ampat ini terdapat ribuan stalaktik yang mengantung pada dinding gua dalam berbagi ukuran serta stalagmit yang muncul pada dasar-dasar gua.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan kepada para pengunjung dan traveler untuk berhati-hati saat mengunjungi gua yang memiliki beberapa ruangan didalamnya tersebut. Berbagai sumber yang sempat saya baca bahwa proses pembentukan stalaktit dan stalagmit itu umumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun bahan ribuan tahun. Sementara itu, menurut perkiraan sementara umur Gua Napirboi Raja Ampat kurang lebih 10 juta tahun. 

Artinya bahwa stalaktit dan stalagmit pada gua tersebut ada sejak gua itu terbentuk. Karena itu amat disayangkan jika hanya karena kesenangan dan  ketidak hati-hatian  akan merusak sumber daya wisata yang berperan penting dalam menyokong perekonomian Raja Ampat.

Ada laba-laba dan ular berbisa                      

Gua Napirboi, Raja Ampat tidak hanya memiliki pesona stalaktit dan stalagmit tetapi juga terdapat beberapa species endemik khas Papua seperti ular dan laba-laba khas Papua.  

Tim liputan kompas.com, pada awal januari 2019  menemukan ular yang sangat berbisa yang terdapat dalam  tersebut. Selain ular, tim dengan reporter Sherly Puspita ini juga menenukan laba-laba hitam berukuran besar dan beracun.

Sementara itu, tim liputan Inews TV yang melakukan liputan geopark nasional Raja Ampat, pada 13 Januari 2019,  dengan reporter Stevvani Evelin menemukan Ular Sanca Bulan yang berukuran besar. 

Ular ini merupakan ular khas Papua yang saat ini sudah jarang ditemukan.  Namun ular ini bukan kategori ular berbisa. Tapi bagaimanapun kita perlu hati-hati karena akan mengusik ekosistemnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun