Mohon tunggu...
Petrik Djumaty
Petrik Djumaty Mohon Tunggu... -

lebih baik MATI muda Daripada hidup dalam KEMUNAFIKAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apatis, Aku Mahasiswa

21 November 2011   06:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:24 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia



Peran intelektualitas yang di maksimalkan demi kemajuan suatu bangsa, merupakan unsur penting dalam menentukan kemajuan bangsa tersebut. Peran intelektual merupakan bentuk dari keinginan untuk mencerdaskan, memajukan dan mengembangkan potensi keilmuan demi sebesar-besarnya kemakmuran bangsa yang di pelopori oleh kaum akedemisi sebagai aktor keilmuan.

Sudah menjadi sebuah rahasia umum di Indonesia bila pendidikan sebagai “mesin” pencetak dan penghasil manusia-manusia Indonesia yang berkualitas dalam bidang keilmuan kini mengalami keterpurukan yang memprihatinkan. Layaknya sebuah bangsa besar yang seharusnya maju dalam berbagai bidang, kini menjadi sebaliknya. Kaum terpelajar menunjukan sikap yang “barbarian” dan anarki tanpa pertimbangan yang mencerminkan dari mana mereka berasal,sikap apatisme dan anti teoritik dan kehilangan kepercayaan diri sebagai manusia terdepan, merupakan wajah darikaum terpelajar yang sering di sebut dengan agen perubahan. Lubang mengangah sebagai jurang pemisah tingkat kemajuan pendidikan kita dengan Negara lain seperti Vietnam dan Malaysia padahal alokasi anggaran pendidikan Indonesia tergolong cukup layak untuk menjadi alas an kemajuan dunia pendidikan kita.

Beragam permasalahan yang terasa sangat kompleks dan rumit untuk di selesaikan, pada akhirnya membentuk sebuah pola pikeryang individualistik dalam menyikapi keadaan bangsa oleh kaum terpelajar. Kampus-kampus mengalami kemunduran moral dengan menurunnya prestasi akademis dan meningkatnya kecenderungan criminal dalam sikap social, system biaya pendidikan yang “mencekik” dan dan sikap kontra nasionalisme yang menjadi cirri khas mahasiswa saat ini adalah bukti gagalnya system pendidikan di Indonesia. Tak jarang bila ada yang bertanya atau berdiskusi tentang perkembangan Bangsa, akan di sikapi dengan perkataan-perkataan yang pesimistis seperti; “buat apa pikirkan bangsa toh cari kerja buat diri sendiri aja susah”, ada juga pernyataan yang apatis “ bangsa kita sudah tidak dapat lagi di perbaiki karna kebiasan-kebiasaan buruk sudah menjadi budaya dan mengakar di segala lapisan” . apakah pernyataan-pernyataan tersebut merupakan cerminan dari sisi keilmuan? Tentu saja bukan.

Sikap yang bercirikan semangat perubahan, selalu berusaha untuk maju dan cinta tanah air seharusnya merupakan sikap kaum terpelajar sebagai agen perubahan. Ilmu pengetahuan, penelitian-penelitian dan pengadilan kepada masyarakat harus di jadikan ”proyek” perubahan oleh kaum terpelajarsesuai dengan yang seharusnya apalagi bila di topang dengan kesepahaman pemerintah dalam mewujudkan semua itu, pastilah bangsaku akan tersenyum dengan bangga di wajahnya. Salam mahasiswa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun