Mohon tunggu...
Petra Wahyu Utama
Petra Wahyu Utama Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sejarah

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.” -Pramoedya Ananta Toer-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Shinta, Diskotek Pertama di Semarang

23 Desember 2019   01:22 Diperbarui: 23 Desember 2019   01:53 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto istimewa. Dok. Pribadi

Kota besar merupakan wilayah yang cepat menerima informasi baru dan hal ini menyebabkan lebih mudahnya masyarakat terpengaruh oleh budaya-budaya baru. Salah satu fungsi dari tempat hiburan malam adalah sebagai sarana untuk mengindentifikasi diri dan sarana mencari jati diri dengan mencari pergaulan baru. 

Kebutuhan akan hiburan adalah sebuah hal yang lumrah dimiliki oleh manusia, apalagi di tengah kepenatan kerja dan tingkat stres yang begitu tinggi. Oleh karena itu, kegiatan mencari kesenangan lewat hiburan adalah obat yang efektif untuk melepaskan kepenatan setelah melakukan aktvitas kerja. 

Kemunculan tren disko yang begitu pesat di Jakarta pada 1970-an turut mempengaruhi kota-kota besar lainnya termasuk kota Semarang

Sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah dan pusat perekonomian, Semarang menjadi mudah tertular dengan perkembangan tren disko, tidak pelak para pelaku kegiatan bisnis hiburan kemudian membidik potensi ini dengan membangun fasilitas-fasilitas disko seperti Discobar dan Night Club yang menjadi perintis dari kemunculan tempat disko yang lebih luas yaitu Diskotek.

Secara garis besar, perbedaan penting antara Diskotek dengan Discobar ataupun dengan Night Club, pertama adalah terletak pada sisi ruangan. Diskotek biasanya memiliki ruangan yang jauh lebih luas dibanding dengan Discobar ataupun Night Club. Sound system yang digunakan tentunya lebih bertenaga, sehingga musik yang diputar terdengar begitu kencang. 

Luas ruangan diskotek diatur secara khusus untuk memanjakan pengunjungnya pada saat melantai, dan dari segi kapasitas gedung diskotek tentunya mampu menampung hingga ratusan orang pengunjung. Kedua, dari pelayanan minuman beralkohol yang dilakukan. 

Di dalam diskotek penyajian dikemas dengan lebih menarik dan para bartender biasanya tidak segan melakukan atraksi-atraksi tertentu pada saat mereka melakukan penyajian minuman. 

Ketiga dari sisi musik, alunan lagu yang diputar di dalam diskotek terasa lebih menghentak karena volume lagu dimainkan dengan kencang dengan bas yang begitu dominan, sehingga para pengunjung akan lebih menikmati suasana ketika mereka sedang "On". 

Hentakan musik yang mengalun begitu keras ini dihasilkan dari sound system yang memiliki kekuatan ribuan mega watt, sehingga terasa hingga ruang-ruang rongga dada.

Ruangan Discobar
Discobar merupakan gabungan dari dua kata yakni "disco" dan "bar", yang memainkan alunan musik disko di sebuah bar. Di dalam bar pengunjung bisa menikmati alunan musik ini bersama dengan minuman dan makanan yang telah disediakan. 

Bar merupakan suatu ruangan yang biasanya mempunyai penerangan redup dan samar-samar, diorganisasikan secara komersil dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti makanan, minuman ringan hingga minuman beralkohol. Di Indonesia keberadaan discobar ini sudah ada sebelum 1970. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun