Mohon tunggu...
Petra Wahyu Utama
Petra Wahyu Utama Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sejarah

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.” -Pramoedya Ananta Toer-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Shinta, Diskotek Pertama di Semarang

23 Desember 2019   01:22 Diperbarui: 23 Desember 2019   01:53 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto istimewa. Dok. Pribadi

Hal ini karena dari fungsi bar itu sendiri sebagai fasilitas yang disediakan oleh hotel-hotel mewah. Selain makanan dan minuman, untuk lebih menarik datangnya pengunjung, pada umumnya bar juga menampilkan berbagai macam hiburan seperti live music atau pertunjukan seni lainnya.

Memasuki dekade 1970-an, musik disko yang tengah menjadi tren dipilih sebagai musik utama yang dimainkan di dalam bar, meskipun juga terdapat musik selingan seperti pop, country, blues, dan jazz. Hotel-hotel di Semarang kemudian mulai membangun ruang Discobar untuk melengkapi fasilitasnya. 

Seperti Hotel Plaza di Jalan Pemuda No. 6, yang pada Februari 1972 meresmikan ruangan discobar lengkap dengan fasilitas pendukung yakni Steambath-Massage (Mandi Uap). Dansa gaya disko ini akrab disebut dengan "Melantai" yang kemudian menjadi istilah tren di kalangan para pecinta dansa disko. 

Pada 1973 terselenggara lomba dansa disko pertama di Semarang yang diprakarsai oleh Amateur International Dancing Association (AIDA) yang menjalin kerja sama dengan manajemen Hotel Dibya Puri untuk menyelenggarakan lomba melantai dengan tajuk "Balon Dancing". 

Selain di hotel, discobar juga dibangun di Kompleks Taman Hiburan Rakyat (THR) Tegalwareng. Tempat yang bernama Monalisa ini dibangun pada 1975 dan selalu ramai dipenuhi oleh pengunjung karena di dalamnya juga terdapat fasilitas berupa mesin kasino.

Night Club (Klub Malam)
Seiring dengan peningkatan antusiasme masyarakat Semarang terhadap musik disko, discobar dianggap tidak mampu lagi menampung jumlah pengunjung yang datang. Luasan ruangan discobar dirasa kurang memadai dan tidak dapat menampung para pengunjung yang kian lama kian membeludak. 

Para pengusaha hiburan malam kemudian membuka sarana hiburan baru dengan ruangan yang lebih luas. Tempat ini kemudian dikenal dengan sebutan Night Club atau Klub Malam. Ruangan pada Night Club umumnya memiliki panggung yang terletak di depan, Dance Floor yang diletakkan di tengah, dan terdapat bar di pinggirnya yang difungsikan sebagai seating area. Dibanding dengan discobar, Night Club memiliki music sound system dan lighting effects yang lebih modern. 

Di dalam Night Club, musik tidak lagi diputar lewat piringan hitam atau alat pemutar musik lainnya, melainkan dimainkan langsung oleh seorang Disk Jockey (DJ) dengan volume yang kencang dan menghentak. 

Night Club diorganisasikan secara komersil layaknya seperti discobar, berkembang di luar maupun di dalam hotel, dan tentunya minuman beralkohol tetap menjadi menu utama yang selalu siap untuk disajikan dengan varian yang lebih lengkap dibanding discobar. Para pengunjung juga bisa menikmati makan malam dengan pelayanan prima, dilengkapi dekorasi yang mewah, dan diiringi dengan musik/hiburan.

Pada akhir 1970-an dan memasuki awal 1980-an, Night Club telah menjadi sebuah tempat yang dipandang Hype (gaul) di mata masyarakat. Musik disko yang dimainkan pun tidak lagi mainstream karena telah di-mix dengan berbagai macam aliran. Adapun Night Club di Semarang yang sangat terkenal pada dekade 1970-an hingga 1980-an terletak di Jalan Pemuda 21B yakni Troycana.

Di dalam gedung ini acara-acara pesta dikonsep dengan baik sebagai contoh adalah Hawaiian Night. Kemudian penari profesional sengaja didatangkan khusus dari luar negeri, hingga pertunjukan tarian striptis pun menjadi pertunjukan yang selalu dinantikan oleh para pengunjung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun