Mohon tunggu...
Petra Sembilan
Petra Sembilan Mohon Tunggu... -

terus menulis :\r\nhttp://seputarankotajakarta.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Produktifkan Indonesia Bagian Timur

27 Mei 2016   11:19 Diperbarui: 27 Mei 2016   13:32 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Produksi menurut KBBI "1 proses mengeluarkan hasil; penghasilan: ongkos -- barang; 2 hasil: buku itu merupakan -- nya yang pertama; 3 pembuatan: -- film itu menelan biaya cukup besar;"

Hasil dari produksi disebut "produk".  Dan Produktif kata sifat dari proses produksi itu, yang berarti "bersifat menghasilkan". Maka Produktifkan artinya "jadikan Produktif" = "jadikan menghasilkan".

Dirjen di Kementerian Perhubungan, Bp. Tambunan berbicara mengenai volume arus barang yang akan meningkat pabila Tol Laut lebih dikembangkan lebih lanjut. Terinfo bahwa arus barang antar pulau dari wilayah Indonesia Bagian Barat ke/dari Indonesia Bagian Tengah/Timur tidak seimbang saat ini. Barang mengalir melalui angkutan l;aut dari Indonesia Barat ke Indonesia Timur dan kapal balik dari Timur ke Barat cenderung membawa volume jauh lebih rendah.

Boleh dikata daerah Timur "impor" barang dari daerah Barat, dan pastinya terjadi defisit disana, di Indonesia bagian Timur. Fakta ini harus dianggap tidak menyenangkan bagi penduduk di Timur, karena bagaimanapun pihak yang diuntungkan adalah Indonesia Barat karena keuntungan perdagangan selalu ada pada mereka yang menjual lebih banyak. 

Penduduk Indonesia Timur lebih merupakan pasar yang konsumtif dari barang-barang Indonesia Bagian Barat. Logikanya mirip dengan logika export-import. Kesenjangan yang terjadi merupakah suatu kerugian di sisi pengimpor.   Memang ada perbedaan, karena ada kemungkinan arus barang Indonesia Timur diexport langsung ke luar negeri misalnya. Tetapi faktanya tidak demikian, artinya volume dan nilai export langsung barang dari Indonesia Timur ke luar negeri juga tidak sebanding dengan "impor" barang yang masuk dari Indonesia Barat ke Timur. Artinya penduduk Indonesia Timur benar-benar pembeli dalam arti harfiah dari produksi Indonesia bagian Barat.

Dalam jangka panjang struktur ekonomi seperti ini tidak baik. Kondisi ini harus dirubah drastis. Itulah sebabnya konsep dan implementasi program Pemerintah Nawacita dengan Tol Lautnya harus direspon dan diambil keuntungan semaksimal mungkin. Para Bupati/Walikota dan Gubernur di Wilayah Timur Indonesia harus bisa menjadi enterpreneur, memikirkan dan mengelola peluang dengan tujuan utama meningkatkan produksi barang di wuilayah Timur setidaknya untuk konsumsi sendiri, dan untung-untung kalo bisa dikirim ke wilayah Indonesia Barat.

Tidak Produktif, artinya level produksi sangat rendah mengakibatkan  barang-barang didatangkan dari wilayah Barat. Pemerintah pusat sudah dan tengah giat-giatnya menyediakan infrastruktur transportasi tol laut, terutama pembangunan pelabuhan utama Makassar, Bitung, Sorong dan Kupang pada tahap kedua, dan pada tahap ketiga dikembangkan sampai ke Jayapura.

Para Bupati dan Gubernur harus bisa melihat dan mengembangkan pertumbuhan produksi barang di wilayahnya. Memang bukan pekerjaan mudah, namun sudah ada contoh-contoh kepala daerah yang berhasil. Sebut saja Gubernur Gorontalo sebelumnya yang berhasil mengidentifikasi potensi produksi jagung daerahnya, dan didukung rakyatnya sehingga mereka berhasil mengirim jagung dalam volume dan tentu nilai yang cukup signifikan.

Misalnya soal kelangkaan daging sapi, seharusnya hal-hal seperti ini dapat dilihat sebagai peluang, karena wilayah timur Indonesia secara iklim ada beberapa daerah yang sangat cocok, tetapi tidak dikembangkan. 

Memang input utama dalam soal itu ada 3 (tiga) yaitu supply energi, infrastruktur transportasi, dan sarana distribusi. Nah di Indonesia Timur pengembangan ketiga hal ini dalam volume yang tidak cukup besar. Listrik misalnya, menyebut pembangunan pembangkit PLTU 50 MW di suatu daerah dirasa sudah lebih dari cukup memenuhi kebutuhan listrik, dibandingkan menyebut PLTU 3 x 300 MW di Jawa yang malah dirasa sangat kurang memadai. 

Demikian juga infrastyruktur transportasi, jalanan masih dalam kondisi standar, ini sangat menghambat distribusi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun