Mohon tunggu...
pesa pesa
pesa pesa Mohon Tunggu... -

manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Sebuah Cerita Berbeda antara Nurdin Halid dan Ketua RT/RW

5 Mei 2013   08:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:05 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Ini hanya cerita dari hasil pertemuan bulanan di RT/RW tempat penulis tinggal. Kebetulan pengurus RT dan RW yang sekarang baru saja terbentuk dan menggantikan pengurus lama.

Yang menarik bukan masalah pertemuannya karena hal itu sudah jamak dilakukan. Tapi hasil pembicaraan di pertemuan tersebut yang menjadi menarik buat penulis. Di pertemuan tersebut, pak RT dan pak RW yang baru menjelaskan bahwa serah terima laporan keuangan dan administrasi RT/RW belum bisa diserahkan kepada mereka alias ditolak dan perlu pertemuan lebih lanjut untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Kenapa ditolak dan perlu pertemuan lanjutan? Karena laporan keuangan untuk pembiayaan satpam dan sampah di kompleks kami terdapat perbedaan dari pengurus RW lama dengan pengurus RT lama. Jumlahnya kalau dibandingkan APBD untuk klub sepakbola selama era Nurdin Halid, tentu ibarat membandingkan langit dan bumi, jumlahnya tidak sampai jutaan.

Walaupun jumlahnya tidak signifikan serta hanya di lingkup yang kecil, ternyata kesadaran untuk mempertanggung jawabkan keuangan yang dikelolanya sangat tinggi. Coba kita bandingkan sejenak dengan kepengurusan era Nurdin Halid yang tidak mau mempertanggung jawabkan keuangan mereka yang digunakan untuk menjalankan roda federasi dan jalannya kompetisi ISL.

NH beserta jajarannya justru meninggalkan hutang puluhan Milyar tanpa jelas laporan keuangannya kepada pengurus PSSI yang baru. Yang ada justru penolakan dan pembangkangan PT. Liga Indonesia yang mengelola kompetisi ISL yang klubnya memakai uang rakyat alias APBD. Sehingga timbullah kisruh berkepanjangan selama 2 tahun ini. Pengurus yang baru justru menjadi bulan-bulanan mereka para status Quo, bukannya seharusnya mereka yang patut disalahkan atas keengganan mereka melaporkan laporan keuangan sehingga bisa diaudit dengan baik.

Semoga cerita sederhana dan singkat ini bisa menjadi pelajaran dan perhatian PSSI ataupun semua yang diamanahi uang atau anggaran baik jumlahnya sedikit ataupun yang selangit agar punya komitmen untuk melaporkan keuangannya secara transparan dan baik.

Semoga bermanfaat.

Salam olahraga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun