Mohon tunggu...
Miftahul Huda Garut
Miftahul Huda Garut Mohon Tunggu... wiraswasta -

http://pesantrenmiftahulhuda.or.id/ mempunyai VISI: Menjadi Yayasan dan Pesantren terbaik dan terpercaya dalam membangun Ummat Manusia sebagai Hamba Allah dan Kuat dalam menjalani Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Adakah Manusia Sempurna? Ada, Ini Makanannya

12 Juli 2015   04:48 Diperbarui: 12 Juli 2015   09:50 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Tidak ada gading yang tak retak”—“tidak ada manusia yang sempurna”—

Pepatah ini sudah sangat sering kita dengar dan tidak ada orang yang membantahnya kalau pepatah ini salah. Tapi kenapa judul diatas malah bertolak belakang dengan pepatah tersebut? Dan kenapa untuk menjadi manusia sempurna dikaitkan dengan makanan? Ini landasannya:

 

 

3 Makanan Penghasil Manusia yang Sempurna

Selama ini kita hanya mengenal makanan yang masuk melalui mulut, baik makanan berbentuk padat maupun cair, tapi hal ini ternyata belum cukup, karena ternyata ada 2 jenis makanan lagi yang sangat jarang di publikasikan dan di bahas oleh para ilmuwan, akibat 2 jenis ini tidak pernah di bahas dan diteliti oleh para ilmuwan sehingga sangat sulit untuk menjadi manusia yang sempurna.karena untuk pertumbuhan dan perkembangan ke-3 makanan ini harus terkumpul dalam tubuh untuk melakukan proses metabolisme yang sempurna. Makanan ke-3 ini memang bukan wilayah ilmuwan, tapi merupakan wilayah para pemuka agama karena ini menyangkut spiritual manusia. Berikut kita bahas ke-3 jenis makanan ini.

Dalam kehidupan manusia memerlukan makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan baik fisik/ jasmani maupun rohani.

  1. Makanan melului mulut Dikatakan sebagai sistem pencernaan. Makanannya ada, jelas terlihat dan dapat dibuktikan. Alat atau organ pencernaan yang ada pada tubuh manusia: ada, jelas, dan dapat dibuktikan.
  2. Makanan melalui hidung:Dikatakan sebagai sistem pernafasan. Makanannya berupa udara-oksigen, ada, tidak terlihat, tetapi dapat dibuktikan. Alat atau organ pernafasan pada tubuh manusia: ada, jelas dan dapat dibuktikan.
  3. Makanan melalui sistem spiritual - keagamaan:Makanannya adalah ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Taala, selain ibadah wajib di antaranya bacaan "Subhanallah" untuk mengingat Allah: ada, dan jelas. Alat atau organ yang ada pada tubuh manusia dari sistem spiritual - keagamaan, ada, tidak terlihat tetapi dapat dibuktikan.

 

Ketika makanan tadi berkumpul pada sel-sel terkecil di tubuh manusia akan melakukan fungsi sel metabolisme. Setiap melakukan metabolisme, sel-sel terkecil di seluruh tubuh manusia yang telah mengandung ketiga unsur makanan tersebut akan bertasbih atau berzikir dengan kalimah "Subhanallah".

Perkembangan dan pertumbuhan jiwa, rohani, batin, spiritual dan religius/keagamaan memerlukan makanan. Makanannya (makanan ke-3)adalah ibadah hanya kepada Allah Subhanahu Wa Taala.

Bentuk ibadah itu sendiri dapat dilakukan oleh fisik/jasmani manusia terbukti dan nyata, tetapi sistem yang akan mengolah makanan ibadah tadi ada pada diri manusia namun tidak dapat dilihat walaupun nyata dapat dilaksanakan.

Dengan melakukan tarikan nafas (makanan ke-2) disertai bacaan "Subhanallah" (makanan ke-3), bacaan "Subhanallah" cukup dengan hanya satu kali setiap satu tarikan nafas, manusia akan menghirup udara oksigen dalam jumlah yang cukup besar. Satu tarikan nafas manusia, oksigen yang masuk melalui pernafasan akan disebar ke seluruh tubuh sampai ke sel-sel terkecil yang akan melakukan fungsi metabolisme. Walaupun udara oksigen yang sampai ke sel-sel terkecil hanya sejumlah kecil saja dari satu tarikan nafas, tetapi tetap membawa satu bacaan "Subhanallah".

Bila tidak terjadi pertumbuhan dan perkembangan rohani/ batin (hanya makanan ke-1 dan ke-2) sedangkan tubuh sudah matang-dewasa, maka akan timbul manusia:

  • Susah melakukan kebaikan.
  • Susah untuk beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Taala.
  • Mudah melakukan tindak kejahatan dari ringan sampai berat.
  • Mudah melanggar adab kesopanan dalam kehidupan.
  • Mudah melanggar hukum adat, hukum dan aturan yang berlaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun