Mohon tunggu...
DodiWidia Nanda
DodiWidia Nanda Mohon Tunggu... Dosen - Ancora Imparo: I'm still learning: saya masih belajar

Pembelajar selamanya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memasuki Tahun Politik, Generasi Milenial Jangan Mau Dijadikan "Badut Politik"

24 Februari 2018   12:49 Diperbarui: 24 Februari 2018   13:31 3088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika pertama kali mendengar phrase "Generasi Milenial", hal pertama yang muncul dalam benak saya adalah para anak muda yang memiliki semangat dan kreativitas lebih dalam menjalani kehidupan jika dibandingkan dengan generasi-generasi pendahulunya. 

Benar saja, menurut para ahli Sosial dan Demografi, generasi yang juga populer dengan sebutan Gen-Y (para anak muda yang lahir pada kisaran 1981-1997) ini, disebut-sebut memiliki rasa kuriositas yang tinggi, dibekali sisi kritis yang lebih tajam, mempunyai minat yang tinggi untuk berkolaborasi dalam grup dan tentu lebih menguasai teknologi dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya, seperti Baby Boomer (lahir tahun 1946-1964) dan Generasi X (lahir tahun 1965-1980).

Tentu, dengan karakteristik-karakteristik yang seperti dijelaskan diatas, keberadaan generasi milenial dalam menyambut tahun politik ini bisa diibaratkan sebagai dua sisi mata uang. Disatu sisi, eksistensi mereka bisa menjadi sangat berharga untuk membuat kondisi perpolitikan di tanah air menjadi lebih kondusif.

Dilain sisi, jika tidak dikendalikan dengan baik, keberadaan mereka justru akan menjadi bumerang yang bisa saja memantik suhu perpolitikan di Negeri ini menjadi semakin mendidih. Hal-hal diatas lumrah saja terjadi, berbekal kemampuan lebih, mereka bisa menggerakkan sebuah pergerakan yang masif dalam hal positif dan negatif dengan sama baiknya.

Oleh karena itu, demi terciptanya Indonesia yang aman dan terkendali di tahun politik ini, para generasi milenial harus memiliki kesadaran yang tinggi dan bergerak aktif dalam mewujudkan hal tersebut. Para generasi milenial tidak boleh menjadi bidak-bidak politik, yang gampang disesatkan melalui isu-isu yang belum jelas keabsahannya dan terhasut oleh info-info serampangan, yang sengaja dihembuskan oleh para aktor-aktor politik untuk melebarkan jurang perbedaan di tengah-tengah masyarakat dalam menyambut tahun politik ini.

Sudah saatnya para anak-anak muda ini untuk berperan aktif dan bersikap elegan dalam menyambut nuansa politik ini, sesuai dengan peran mereka masing-masing. Contohnya, bagi mereka yang berperan sebagai akademisi, teruslah menyuarakan dan mensosialisasikan kepada mahasiswa-mahasiswa maupun khalayak luas tentang pentingya bersikap netral, selektif dan tidak fanatik buta terhadap tokoh maupun golongan parpol tertentu.

Sementara itu, para generasi milenial yang aktif di dalam ormas Islam maupun organisasi sosial dan kemasyarakatan lainnya, berupayalah untuk membentangi organisai-organisasi masing-masing agar tidak disusupi oleh aktor-aktor politik siluman, yang berpura-pura dan tiba-tiba mengaku memiliki ideologi dan pemahaman yang sama dengan ormas yang mereka sasar, padahal niat dan tujuan mereka hanyalah untuk mendulang suara dari anggota-anggota ormas tersebut dalam perhelatan pemilu nanti.

Begitu juga dengan anak-anak milenial yang telah terjun langsung kedunia politik praktis, jadilah politisi-politisi yang idealis, bukan menjadi aktor-aktor panggung politik yang oportunis.

Terakhir, apapun posisi dan peran yang sedang diemban oleh anak-anak milenial saat ini, teruslah menjadi penyejuk di dalam kegersangan, agar Negeri ini terus menepuk dada dengan bangga, karena memiliki generasi muda yang bijaksana lagi berguna.

Salam, Dodi Widia Nanda

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun