Mohon tunggu...
Allida Amitaf
Allida Amitaf Mohon Tunggu... wiraswasta -

A big fan of Paulo Coelho books

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Presiden dan Ibu Negara Kok Jadi Bahan Olok-olokan Rakyat

18 Maret 2014   00:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:49 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden dan ibu negara kok malah jadi bahan olok-olokan rakyat

Semakin hari, semakin cepat kita bisa mendapatkan informasi, bahkan secara real time.  News feed atau berita terbaru mengalir setiap detik. Sharing melalui twitter, dan social media lain, kemudian dicopy-paste di grup whatsapp. Tidak hanya itu, semua orang memiliki akses untuk posting apa saja, APA SAJA, yang kita inginkan di internet. Melalui twit, atau komentar kita dapat dengan mudah mengatakan apa saja yang  diinginkan. Komentar kasar, support, hoax berterbaran dimana-mana.

Seperti semua hal lainnya, selalu ada sisi positif dan negatif. Pernahkan anda merasakan fenomena Too Much Information? Anda mendapatkan terlalu banyak berita tentang satu isu dengan berbagai sudut pandang. Dari pembahasan utama mengenai suatu isu hingga berita sampingannya yang tidak penting. Berita yang wajar dan biasa-biasa saja bisa dijadikan headline hanya dengan mendistorsi sedikit kebenaran, kemudian diperbesar dengan intensitas pembahasan yang terus-menerus diekspos melalui media.

Satu nama saja disebut dan dikaitkan dengan KPK, langsung saja kita mengutuk nama tersebut dan berasumsi ia adalah seorang koruptor - setelah lama baru diketahui orang tersebut hanyalah saksi. Tapi percuma saja, orang sudah terlanjur men-cap nama tersebut sebagai koruptor. Dan seringnya kita lebih senang mempercayai apa yang kita inginkan. Belum lagi rakyat Indonesia benar-benar butuh melampiaskan kebencian terhadap siapa-siapa saja yang telah memperkaya diri sendiri diatas banyaknya kemiskinan di sekitar kita.

Sekali saja seseorang menjadi berita, apapun yang dilakukan orang tersebut akan diperhatikan dengan super kritis dan dicari-cari kesalahannya.

Tapi yang paling membuat saya takjub adalah akhir-akhir ini semakin banyak beredar meme atau lelucon yang menampilkan tokoh dari pemerintahan - khususnya dalam pembahasan kali ini adalah Bapak presiden dan ibu negara kita.

Ini salah satu contohnya:

Yang lebih parah lagi, ketika saya mencoba search image dengan keyword “SBY”, tebak kategori apa yang di-suggest oleh Google:

139505223793492463
139505223793492463

Haduhh.. terlepas dari apapun yang pernah dilakukan atau tidak pernah dilakukan oleh Bapak dan Ibu, apakah pantas seorang pemimpin negara dijadikan bahan olok-olok?

Saya sendiri bukan fans berat Pak SBY dan Bu Ani, dan betapa pun lucunya meme atau lelucon yang beredar di internet, tapi apakah kita pernah berpikir bahwa mungkin tidak sepenuhnya prasangka buruk kita tentang mereka benar. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang cuma bisa komplain, menertawakan, dan mengkritisi, tapi sebenernya tidak pernah berjuang untuk negara sendiri. Ditilang masih suka nyogok, ga mau bayar pajak, tapi seneng banget komplain kalau negara kita korup. Saya sendiri tidak benar-benar tahu prestasi besar yang berhasil dicapai presiden kita selama 2 periode (entah karena memang kebaikannya tidak pernah dipublikasi atau memang tidak ada). Tapi saya masih bisa bersyukur saya tidak tinggal di negara darurat perang dan memang bisa saya lihat justru kesejahteraan (pendapatan per kapita) rakyat meningkat (terlepas memang karena dukungan pemerintah atau memang rakyatnya yang sudah semakin cerdas).

Poin yang ingin saya tuliskan pada postingan ini adalah ajakan untuk bercermin dan melihat refleksi diri kita atas perjuangan apa yang telah kita lakukan untuk negara ini. Kalau memang kita benar, tunjukan dengan perbuatan, bukan dengan menjadikan pemerintah atau siapapun bahan lelucon.

Ayo teman-teman yang masih muda, mari kita lebih sering menyibukan diri dengan hal-hal yang bermanfaat, bekerja lebih keras, contohlah tokoh-tokoh yang sukses dan berhasil membuat Indonesia menjadi tempat lebih baik. Apakah mereka ada waktu untuk scrolling through Path, Instagram, FB dan bikin-bikin meme lucu? Saya rasa tidak.

Cheers :)

-FA-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun