Mohon tunggu...
Nina Permata
Nina Permata Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Unindra

Jakarta 26-05-1971

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesona Kain Kerawang Gayo

3 Juli 2019   20:17 Diperbarui: 3 Juli 2019   20:50 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gayo
Suku Gayo adalah sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi Gayo di Provinsi Nanggro Aceh Darussalam bagian tengah.Wilayah tradisional suku Gayo meliputi kabupaten bener meriah, Aceh tengah, dan Gayo lues. Selain itu suku Gayo juga mendiami sebagian wilayah di Aceh Tenggara, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur.

Selain penghasil biji kopi terbaik, tanah Gayo, Aceh juga memiliki panorama alam yang indah. Danau Laut tawar salah satunya.Danau yang indah dan telah lama menjadi destinasi wisata. Aceh Tengah juga memiliki seni dan budaya tradisonal yang unik. Bahkan ada yang sudah mendunia, yaitu tari Saman yang sudah diakui Unesco.

Tahun 2019  ada sekitar 7 kategori wisata Aceh yang masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) 2019. Ketujuh kategori yang dimaksud yaitu Manggrove Forest Park (Langsa, nominasi ekowisata), Rabbani Wahed (Bireuen, nominasi Atraksi Budaya), Kilometer Nol (Sabang, nominasi destinasi unik), Tensaran Bidin (Bener Meriah, nominasi surga tersembunya), Sabang Marine (Sabang, nominasi festival pariwisata), dan Sate Apalah Geurugok (Bireuen, nominasi makanan tradisional) dan Kerawang Gayo (Gayo Lues, nominasi cinderamata).

Kerawang Gayo
Kerawang Gayo adalah motif ukiran yang menjadi tradisi khas dari daerah Gayo Takengon - Aceh Tengah. Kerawang Gayo adalah nama sebutan terhadap motif-motif ukir pada suku Gayo di Provinsi Aceh. Motif yang terdapat pada kayu bangunan rumah, bahan anyaman, gerabah, logam, dan kain merupakan kerawang.Motif kerawang diukir juga pada gading, kayu dan disulam pada kain sebagai pelengkap rumah  suku Gayo.Motif kerawang menjadi bagian istimewa dalam  kehidupan masyarakat Gayo.

Secara harfiah, kata kerawang berasal dari dua kata yaitu "iker" yang berarti dasar buah pikiran, dan "rawang" yang berarti ramalan. Jadi Kerawang dapat diartikan ramalan sebuah pikiran pemagar adat. Penambahan kata Gayo merupakan bentuk identitas dari suku Gayo yang bermukim di tanah Gayo.

Sejarah kerawang Gayo bermula pada saat nenek moyang suku Gayo bermukim di Gayo. Dahulu pada awal perkembangannya, kerawang merupakan hasil buah pikiran dari para pemangku adat (Tokoh-tokoh adat). Secara teliti dan cermat pemangku adat memikirkan dan meramalkan sebelum menetapkan simbol-simbol yang tepat untuk dibuat, ternyata hasil buah pikiran dan ramalan tersebut berbuah hasil sebuah motif-motif yang dianggap simbol-simbol yang kemudian disebut kerawang.

Simbol-simbol kerawang difungsikan sebagai simbol-simbol yang meliliki makna tentang "tutunan dan tatanan" di berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sehingga di harapkan masyarakat Gayo dapat memegang teguh pedoman dalam  berprilaku sesuai simbol-simbol yang ada pada motif Kerawang Gayo.Motif-motif yg terdapat pada adat Gayo adalah: mata itik, pucuk rebung, sesirung, leladu, mun berangkat, tulen iken, puter tali, bunge kipes, gegaping, panah dan motif selalu.

Warna dasar kerawang Gayo memakai kain warna Item (hitam), sedangkan untuk motifnya menggunakan campuran warna Ilang (merah), Putih (putih), ijo (hijau) dan Using (kuning).

Berikut keterangan atau makna dari warna-warna yang digunakan dalam motif Kerawang Gayo:

Hitam     : merupakan hasil keputusan adat,

Merah    : sebagai tanda berani (mersik) bertindak dalam kebenaran,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun